Bontang, SEKALTIM.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik amonium nitrate PT Kaltim Amonium Nitrate (PT KAN) di Bontang, Kalimantan Timur, pada Kamis 29 Februari 2024. Pabrik tersebut dapat memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak per tahun.
Tiba di Bontang dari Bandara Badak LNG sekitar pukul 9.30 Wita Presiden Joko Widodo kemudian menuju lokasi peresmian pabrik pabrik amonium nitrate PT Kaltim Amonium Nitrat. Iring-iringan RI 1 itu kemudian menuju Jalan Ahmad Yani, lalu ke Jalan MT Haryono. Di sini mantan Wali Kota Solo itu sempat menyapa pelajar dan masyarakat lalu melempar sebuah kaos dari mobil kepresidenan.
Turut hadir dalam peresmian pabrik amonium nitrate mendampingi Presiden dalam peresmian tersebut antara lain Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Wiranto, Menteri BUMN Erick Tohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Pj Gubernur Kaltim, direksi Pupuk Indonesia dan anak perusahaannya.
Dalam sambutan peresmian pabrik amonium nitrate, Presiden Jokowi mengatakan kehadiran pabrik ini membuat Indonesia dapat memproduksi pupuk sendiri. Sekarang 21 persen amonium nitrate masih impor.
“Oleh sebab itu saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrate ini. Ini penting karena 21 persen amonium nitrat kita masih impor. Dengan dibangunnya pabrik Kaltim Amonium Nitrat ini akan mengurangi dari 21 persen impor dikurangi 8 persen. Artinya masih juga 13 persen kita masih impor,” kata Jokowi.
Jokowi menyatakan kehadiran pabrik amonium nitrate tersebut dapat meningkatkan kemandirian dan produktivitas Indonesia di bidang pangan. Apalagi, investasi yang ditanamkan sebesar Rp1,2 triliun.
“Saya minta ekspansi ini diteruskan sehingga substitusi barang-barang impor itu bisa kita lakukan. Kalau Rp1,2 triliun saya kira utk Kementerian BUMN bukan uang yang kecil, bukan uang yang besar. Sehingga perlu diteruskan biar 21 persen itu rampung ssemuanya sehingga kemandirian bisa kita pegang,” ujarnya.
Jokowi menyebut, kemandirian pangan harus dipegang Indonesia di tengah krisis pangan global. Ia mengungkapkan, saat ini sedang sulit mencari beras dan gandum karena krisis pangan.
“Sekarang ini semua negara, 22 negara yang biasanya gampang kita beli beras sekarang ngerem semuanya, bahkan ada yang setop untuk bisa dibeli berasnya. Artinya pangan ke depan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara,” tuturnya.
“Dan produktivitas pangan kita memerlukan yang namanya pupuk,” pungkasnya.
Dengan beroperasinya pabrik amonium nitrate PT Kaltim Amonium Nitrate, diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan nasional. Produksi pupuk dalam negeri yang meningkat akan mengurangi ketergantungan impor serta mendorong peningkatan hasil pertanian.
Pemerintah terus berupaya menjaga ketahanan pangan dengan berbagai kebijakan, di antaranya peningkatan produktivitas dan mutu hasil pertanian. Dukungan riset dan teknologi modern juga terus digenjot agar petani dapat memanfaatkannya.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, diharapkan produksi pangan dalam negeri akan terus meningkat sehingga Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Momentum peresmian pabrik pupuk PT KAN menjadi starter bagi optimisme Indonesia dalam mewujudkan kedaulatan pangan. (*)