Tenggarong, Sekaltim.co – Konsumsi ikan di Provinsi Kaltim baik ikan air tawar maupun ikan air laut dan air payau, diperkirakan akan terus meningkat. Selain karena adanya program gerakan makan ikan, pertambahan penduduk juga menjadi faktor pendorong.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Timur menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembuatan Pakan Ikan Mandiri selama tiga hari, mulai 6 hingga 8 Agustus 2024 di Hotel Fatma, Tenggarong. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari para pembudidaya ikan, penyuluh, dan petugas DKP Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kepala DKP Provinsi Kaltim, Irhan Hukmaidy, dan Kepala DKP Kabupaten Kutai Kartanegara, Muslik, hadir dalam pembukaan bimtek tersebut. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mendukung peningkatan konsumsi ikan di Kalimantan Timur.
Bimtek yang diselenggarakan oleh Bidang Perikanan Budidaya dan Penguatan Daya Saing Produk Perikanan DKP Kaltim ini menggunakan anggaran APBD tahun 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya ikan dalam membuat pakan mandiri, sehingga dapat membantu menurunkan biaya produksi.
Sehingga kemandirian dalam produksi pakan ikan menjadi penting. Dengan membuat pakan sendiri, para pembudidaya dapat mengontrol kualitas dan biaya produksi mengingat harga pakan komersial yang cenderung terus meningkat.
“Hal ini menjadi kendala yang cukup besar dalam pengembangan budidaya ikan ke depan sehingga perlu dicari alternatif pakan murah dengan kualitas relatif baik dan berbasis bahan baku lokal,” demikian keterangan tertulis DKP Kaltim, 9 Agustus 2024.
Narasumber utama dalam Bimtek ini adalah Akhmad Riva’i dari Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin. Ia menyampaikan materi tentang Cara Pembuatan Pakan yang Baik (CPPIB), Formulasi Pakan Ikan, dan Produksi Pakan Mandiri.
“Pakan merupakan komponen penting dalam budidaya ikan, mencakup 60-80% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, kemampuan membuat pakan mandiri dengan kualitas baik dan harga terjangkau menjadi kunci keberhasilan usaha budidaya ikan,” terang Riva’i.
Dalam pelatihannya, Riva’i memperkenalkan berbagai bahan baku lokal yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembuatan pakan ikan. Bahan-bahan ini meliputi sumber protein hewani seperti tepung ikan, tepung daging bekicot, tepung cangkang udang, tepung darah ternak, tepung tulang ternak, tepung keong mas, dan kulit kepiting/rajungan.
Untuk sumber protein nabati, peserta diperkenalkan dengan bahan-bahan seperti tepung jagung, dedak, bungkil kedelai, tepung gaplek/tapioka, daun ubi kayu/singkong, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa kopra, bungkil kelapa sawit, kacang hijau, ampas tahu, daun lamtoro, eceng gondok, dan tepung sagu.
“Penggunaan bahan baku lokal tidak hanya dapat menekan biaya produksi, tetapi juga mendukung ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan pada bahan impor,” tambah Riva’i.
Selama tiga hari pelatihan, peserta tidak hanya mendapatkan materi teori tetapi juga praktek langsung pembuatan pakan ikan. Mereka dilatih untuk memformulasikan pakan sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan yang dibudidayakan, serta mempraktekkan proses produksi pakan dari awal hingga akhir.
DKP Kaltim berharap, melalui Bimtek ini, para pembudidaya ikan di Kalimantan Timur dapat meningkatkan kemandirian mereka dalam memenuhi kebutuhan pakan. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor perikanan budidaya di provinsi tersebut. (*)