Kisah Inspiratif Paskibraka Pembawa Baki Bendera di HUT RI ke-79 di IKN Asal Samarinda
Sekaltim.co – Momentum bersejarah pembawa baki bendera kembali terukir dalam rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kali ini, sorotan tertuju pada sosok Livenia Evelyn Kurniawan, siswi SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda yang terpilih sebagai pembawa baki bendera Sang Saka Merah Putih.
Keputusan ini diumumkan hanya beberapa jam menjelang upacara dimulai, tepatnya pukul 07.00 WITA pada Sabtu, 17 Agustus 2024.
Livenia, gadis kelahiran Samarinda 22 Juli 2008, berhasil menyisihkan 75 personel Paskibraka Nasional 2024 lainnya.
Prestasi ini tentunya bukan hal yang mudah, mengingat ribuan pelajar dari seluruh Indonesia berjuang keras untuk mendapatkan kehormatan ini.
Namun, di balik kesuksesan ini, tersimpan kisah perjuangan dan dedikasi yang patut diapresiasi.
Sejak kecil, Livenia telah memiliki cita-cita untuk menjadi seorang Paskibraka. “Cita-cita saya memang dari kecil ingin menjadi seorang Paskibraka. Saya dari SD sudah aktif mengikuti ekstrakurikuler Paskibraka,” ungkapnya dengan penuh semangat, dikutip dari IKN.go.id.
Tekad ini terus ia pupuk hingga akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan.
Perjalanan Livenia menuju panggung nasional tidaklah mudah. Ia harus melewati berbagai tahapan seleksi yang ketat, mulai dari tingkat kota hingga provinsi.
Tahapan-tahapan tersebut meliputi pemeriksaan tinggi dan berat badan, tes wawasan kebangsaan, tes inteligensi umum, keterampilan baris-berbaris (PBB), parade, serta tes fisik seperti lari 12 menit, push-up, dan sit-up.
Semua ini ia jalani dengan penuh dedikasi dan semangat juang yang tinggi.
Keberhasilan Livenia bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga kebanggaan bagi Kalimantan Timur.
Ia berhasil mengungguli 399 siswi terbaik lainnya di Kota Samarinda dan menjadi perwakilan Pemprov Kaltim di tingkat nasional.
Pencapaian ini tentunya menjadi inspirasi bagi generasi muda di daerahnya untuk terus berprestasi dan berkontribusi bagi bangsa.
Menariknya, keputusan untuk menunjuk Livenia sebagai pembawa baki diumumkan pada detik-detik terakhir.
Hal ini menimbulkan sedikit kontroversi, mengingat sebelumnya beredar kabar bahwa Maulia Permata Putri, siswi berjilbab dari SMAN 1 Kota Solok, juga dilatih untuk menjadi pembawa baki.
Namun, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai pihak yang berwenang, memutuskan untuk memilih Livenia.
Marbawi, Humas BPIP, menegaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan yang matang.
“Pengumuman Livenia Evelyn Kurniawan sebagai pembawa bendera diumumkan pagi ini pukul 07.00 WITA,” ujarnya saat dikonfirmasi di IKN.
Ia juga menambahkan bahwa BPIP telah menunjuk petugas Paskibraka putri sebagai cadangan pembawa baki, yaitu Lutfiyah Naurasyifa Utoyo asal Sulawesi Tenggara, siswi SMAN 1 Kendari.
Meskipun keputusan ini sempat menuai beragam tanggapan, namun hal ini tidak mengurangi esensi dari momen bersejarah tersebut.
Peristiwa ini justru menjadi cerminan dari semangat persatuan dan keberagaman Indonesia.
Livenia, dengan latar belakangnya yang beragam, menjadi simbol bahwa setiap anak bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi bagi negara.
Perhelatan HUT RI ke-79 di IKN bukan hanya sekadar upacara rutin tahunan. Ini adalah momen penting yang menandai babak baru dalam sejarah Indonesia, tempat ibu kota baru menjadi saksi atas semangat persatuan dan kemajuan bangsa.
Kehadiran Livenia sebagai pembawa baki menjadi simbol harapan baru bagi generasi muda Indonesia.
Livenia membuktikan bahwa dengan kerja keras, disiplin, dan tekad yang kuat, setiap mimpi dapat diwujudkan.
Bagi banyak remaja Indonesia, Livenia bukan hanya sekadar pembawa baki, tetapi juga dapat menjadi inspirasi dan role model dalam mengejar impian.
Pesan yang dapat dipetik dari kisah Livenia adalah pentingnya kesiapan dan kegigihan.
Meskipun ia bukan satu-satunya kandidat yang dipersiapkan, namun kesiapannya untuk mengambil tanggung jawab besar ini patut diapresiasi.
Hal ini juga menjadi pelajaran berharga bagi setiap anggota Paskibraka lainnya, bahwa setiap saat mereka harus siap untuk dipanggil bertugas demi bangsa dan negara.
Sementara itu, berbagai tanggapan netizen muncul terkait keputusan ini.
Beberapa nezizen menyoroti bahwa perubahan keputusan di menit-menit terakhir bukanlah hal yang baru dalam tradisi Paskibraka.
“Bukan tentang jilbab tapi memang selalu begitu, pas latihan belum tentu sama pas hari H,” tulis salah satu netizen.
Komentar ini menegaskan bahwa fleksibilitas dan kesiapsiagaan memang menjadi bagian integral dari tugas seorang Paskibraka.
Terlepas dari pro dan kontra, yang terpenting adalah bahwa momen sakral pengibaran bendera Merah Putih telah berlangsung dengan khidmat.
Livenia Evelyn Kurniawan telah menjalankan tugasnya dengan baik, menjadi bagian dari sejarah baru Indonesia di IKN.
Kisahnya akan terus menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang, berkarya, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. (*)