Kukar, SEKALTIM.CO – Kemeriahan Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) Kedua Tahun 2024 resmi bergema di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada Senin, 8 Juli 2024. Festival yang menjadi rebranding Tenggarong International Folk Art Festival (TIFAF) ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono, bersama jajaran Forkopimda di Lapangan Sepak Bola Stadion Rondong Demang Tenggarong.
Pembukaan KFBN ditandai dengan pemukulan Gimar, alat musik pukul tradisional sejenis gendang atau jimbe, yang menyimbolkan semangat persatuan dalam keberagaman budaya nusantara. Momen ini sekaligus mengawali rangkaian acara yang akan berlangsung selama enam hari ke depan, hingga 13 Juli 2024.
Festival budaya yang mengusung tema keberagaman ini diikuti oleh 15 kelompok paguyuban dengan 40 Kelompok Seni dari 16 Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Tak hanya itu, KFBN juga mengundang partisipasi dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diwakili Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara yang diwakili Kabupaten Buton, serta Provinsi Sulawesi Selatan yang diwakili Kota Paloppo dan Kabupaten Gowa.
Dalam sambutannya, Sekda Kukar Sunggono menekankan bahwa KFBN merupakan implementasi nyata dari visi “Kukar Kaya Festival” yang diusung pemerintah daerah.
“Momentum KFBN Kedua ini mari kita maknai untuk saling mengenal, menghargai dan merayakan keberagaman budaya sebagai salah satu kekayaan yang tak ternilai harganya bagi bangsa dan negara,” ujar Sunggono, mewakili Bupati Kukar.
KFBN 2024 menghadirkan total 1.325 peserta yang terdiri dari 7 kabupaten dan kota di Indonesia, 16 kecamatan di Kukar, serta 42 kelompok seni budaya.
Penampilan seni dan budaya akan digelar secara kontinyu di tiga venue berbeda, yakni Halaman Parkir Stadion Rondong Demang Tenggarong, Amphitheater Taman Kota Raja, dan Lapangan Basket Timbau.
Ketua DPRD Kukar, Abdul Rasid, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya KFBN 2024. Ia menekankan pentingnya melestarikan dan mengedepankan adat istiadat Kukar di tengah persiapan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Event ini menjadi sarana melestarikan budaya lokal di Kukar, yang harus ditonjolkan adat istiadat di Kukar, dikedepankan pembinaan ke arah sana,” ungkap Rasid.
Lebih lanjut, Rasid menyoroti posisi strategis Kukar sebagai daerah mitra IKN. Ia menegaskan pentingnya menjaga eksistensi kesenian dan budaya lokal Kukar di tengah arus pembangunan IKN.
“Keberadaan IKN di depan mata, artinya jangan sampai IKN ada, seni budaya kita hilang,” tegasnya.
KFBN 2024 tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan seni dan budaya sebagai identitas bangsa, tetapi juga diharapkan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal, nasional, maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kutai Kartanegara.
Hal ini sejalan dengan upaya Pemkab Kukar untuk memposisikan daerahnya sebagai destinasi wisata utama di era IKN.
KFBN bukan sekadar festival budaya biasa. Ini adalah upaya strategis Kukar untuk memperkenalkan kekayaan budayanya kepada khalayak luas, terutama mengantisipasi lonjakan kunjungan wisatawan seiring dengan pembangunan IKN.
Dengan berlangsungnya KFBN 2024, Kutai Kartanegara membuktikan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya sekaligus menyongsong era baru dengan kehadiran IKN.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan keberagaman budaya, tetapi juga menjadi cermin kesiapan Kukar dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Seiring dengan berlangsungnya KFBN hingga 13 Juli mendatang, masyarakat Kukar dan pengunjung dari berbagai daerah diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk saling bertukar wawasan budaya, memperkuat rasa persatuan, dan bersama-sama membangun visi Kukar sebagai pusat budaya yang dinamis di era IKN. (*)