Mengenal Elaine Low Tuck Kwong, Dari Magister Kebijakan Publik Hingga Pemilik Saham Rp122 Triliun

Sekaltim.co – Dunia bisnis Indonesia kembali dihebohkan dengan berita pengalihan saham bernilai fantastis di lingkaran keluarga konglomerat tambang, Low Tuck Kwong. Putri bungsunya, Elaine Low, baru saja menerima hibah saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) senilai Rp102 triliun, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Langkah ini tidak hanya mengubah peta kekayaan, tetapi juga menyoroti strategi suksesi jangka panjang dalam bisnis keluarga Low.

Latar Belakang Elaine Low

Elaine Low bukanlah nama baru dalam dunia bisnis, khususnya di sektor pertambangan. Menurut keterangan dari Manhattan.sg, Elaine merupakan lulusan Magister dari The Lee Kuan Yew School of Public Policy pada tahun 2014. Prestasi akademiknya ini menjadi fondasi kuat bagi karirnya yang cemerlang di dunia korporasi.

Pada tahun yang sama dengan kelulusannya, Elaine bergabung dengan jajaran Dewan Direksi Manhattan Resources Limited. Kepercayaan terhadap kapabilitasnya semakin diperkuat dengan pelantikan kembali sebagai direktur non-eksekutif dan non-independen pada 24 April 2017.

Profesionalisme Elaine tidak hanya terbatas pada sektor pertambangan. Ia tercatat sebagai anggota asosiasi akuntan profesional dan Institute of Singapore Chartered Accountants, menunjukkan keahliannya yang beragam dalam dunia bisnis dan keuangan.

Peran Strategis di Grup Bayan

Sebelum menerima hibah saham yang fantastis ini, Elaine telah memegang berbagai posisi strategis di anak perusahaan BYAN. Ia terlibat aktif dalam manajemen PT Kariangau Power dan PT Dermaga Perkasapratama. Tidak hanya di Indonesia, Elaine juga memegang posisi penting di entitas BYAN di Singapura, seperti Seax Global Pte Ltd, Singxin Resources Pte Ltd, dan Onward Capital Pte Ltd.

Pengalaman yang luas ini menjadi pertimbangan kuat bagi sang ayah, Low Tuck Kwong, dalam merencanakan suksesi kepemimpinan di grup bisnisnya.

Transaksi Hibah Saham Bernilai Fantastis

Pengumuman hibah saham dari Low Tuck Kwong kepada putrinya, Elaine Low diketahui pada 29 Agustus 2024. Transaksi ini melibatkan 7,33 miliar lembar saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yang dilakukan melalui pasar negosiasi dengan menggunakan jasa broker UBS Sekuritas (AK) dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dengan harga transaksi per lembar saham mencapai Rp13.888, total nilai transaksi ini menembus angka Rp102 triliun. Angka yang fantastis ini menjadikan transaksi hibah saham ini sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia.

Jenny Quantero, Sekretaris Perusahaan Bayan Resources, menjelaskan latar belakang hibah saham ini. “Dato Low Tuck Kwong sebagai ayah berkeinginan untuk mengalihkan atau menghibahkan sebagian saham-sahamnya kepada anaknya yang bernama Elaine Low dengan tujuan perencanaan suksesi jangka panjang keluarga,” ujarnya.

Dampak Transaksi pada Struktur Kepemilikan BYAN

Setelah proses pengalihan saham ini, terjadi perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Kepemilikan saham Low Tuck Kwong menyusut menjadi 40,15 persen, setara dengan nilai Rp223 triliun. Sementara itu, Elaine Low kini memegang 22 persen saham BYAN.

Dengan kepemilikan tersebut, kekayaan Elaine dari Bayan Resources saja diperkirakan mencapai Rp122 triliun. Perlu dicatat bahwa angka ini belum mencakup aset-aset lain yang dimiliki Elaine di luar sektor batubara.

Dengan posisinya yang baru sebagai pemegang saham utama BYAN, Elaine Low dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk melanjutkan dan mengembangkan bisnis keluarga. Pengalamannya yang luas di berbagai anak perusahaan BYAN, ditambah dengan latar belakang pendidikannya yang kuat, menjadi modal berharga dalam menghadapi tantangan di industri pertambangan yang semakin kompleks.

Ke depannya, semua mata akan tertuju pada Elaine Low dan bagaimana ia akan mengelola tanggung jawab barunya. Keberhasilannya tidak hanya akan berdampak pada BYAN dan keluarga Low, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi banyak perusahaan keluarga lainnya di Indonesia dalam merencanakan suksesi yang sukses dan berkelanjutan. (*)

Exit mobile version