Omset Pedagang Daging di Pasar Kedondong Turun Drastis Selama Lima Tahun Terakhir, Lebih dari 70 Persen!

SEKALTIM.CO – Lagi-lagi, calon gubernur Rudy Mas’ud mampir ke pasar tradisional. Kali ini, Minggu pagi (20/10/2024), pria kelahiran Kota Balikpapan tersebut nampak berkunjung Pasar Kedondong, Samarinda, bersama tim pemenangannya.

Bukan tanpa alasan, Rudy Mas’ud memang kerap mendatangi pasar tradisional selama masa kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub). Menurutnya, kunjungan ke pasar-pasar bukan untuk menyosialisasikan program-program kampanyenya saja.

“Hari ini kita di Pasar Kedondong, tepatnya di Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. Hadir ditengah-tengah para pedagang hanya untuk menyerap langsung aspirasi mereka,” ujarnya.

Pasar Kedondong ini sudah lama berdiri, bahkan sejak tahun 1980-an. “Kayaknya saya belum lahir, pasar ini sudah ada,” candanya. Namun, di balik candaan itu, ada keluhan serius yang ia dengar dari para pedagang.

Banyak pedagang yang mengeluhkan bahwa pembeli sering kali hanya berada di depan pasar tanpa masuk ke dalam. Sehingga, ini perlu ditertibkan. Dia juga menambahkan bahwa kondisi itu tak hanya mengganggu pedagang, tapi juga arus lalu lintas di jalan raya sekitar pasar.

Yang paling mengkhawatirkan, lanjut Rudy Mas’ud, adalah penurunan omset yang dialami para pedagang dalam 5 tahun terakhir. Jika dulu para pedagang daging bisa menjual 50 – 60 kilogram per hari. Sekarang, mereka cuma bisa jual 10 kilogram.

“Omset mereka turun drastis banget, lebih dari 70 persen. Ini salah satu aspirasi yang kita serap di Pasar Kedondong.”

Saat ditanya mengenai solusi, ia menyatakan bahwa kewenangan untuk menertibkan ini ada di tangan pemerintah kota Samarinda. Tetapi ketika nanti ia berhasil menduduki KT1, istilah lain dari Gubernur Kaltim, maka dirinya akan berkolaborasi dengan pemerintah kota untuk mencari solusi.

“Kita ingin roda perekonomian di pasar tetap berjalan dengan baik. Nantinya pemerintah bertugas sebagai fasilitator untuk menjaga keseimbangan ekonomi antara pelaku usaha dan masyarakat.”

Pasar tradisional lanjut dia, memiliki peran penting dalam perekonomian. Pasalnya, pasar merupakan tempat untuk melakukan transaksi jual beli. Tak hanya itu, pasar juga diartikan sebagai tempat untuk bisa mengukur ekonomi masyarakat.

“Kalau pasarnya bergairah, maka itu artinya, perekonomian di daerah itu sehat. Tapi, kita juga harus siap menghadapi perkembangan zaman, termasuk persaingan dengan pasar online. Semoga ke depan, Pasar Kedondong bisa kembali hidup dan ramai seperti dulu.”

Yadi, pedagang daging di Pasar Kedondong, mengungkapkan keluh kesahnya mengenai penurunan jumlah pengunjung pasar yang kian terasa dalam beberapa tahun terakhir.

Dibenarkan dia, salah satu penyebab utama berkurangnya pengunjung adalah maraknya pedagang yang memilih berjualan di pinggir jalan, sehingga pembeli enggan masuk ke dalam pasar.

“Sekarang, pembelinya sedikit sekali. Banyak yang memilih belanja di pinggir jalan, jadi pengunjung di pasar ini jauh berkurang. Lima tahun yang lalu, pasar ini masih ramai dan kami bisa berjualan hingga sore hari,” kata Yadi.

Ia juga menjelaskan bahwa biasanya dia mulai berjualan sejak pukul 07.00 pagi dan baru bisa pulang sekitar pukul 15.00 atau 16.00. Tentu, kondisi saat ini sangat berbeda.

“Sekarang, dari jam 07.00 – 10.00 saja sudah hampir tidak ada pengunjung lagi.”

Ia berharap agar pemerintah atau pihak terkait bisa segera menertibkan pedagang-pedagang di pinggir jalan dan mengembalikan fungsi pasar seperti semula. Yang mana artinya, semua pedagang daging, ikan, ayam, dan sayur ditempatkan di dalam pasar.

“Kalau harga bersaing itu tidak masalah bagi kami, namun yang penting fungsi pasar tetap berjalan.”

Dampak dari berkurangnya para pengunjung terhadap pendapatannya pun dibeberkan pria berusia 41 tahun itu. Sebelumnya, dia bisa menjual 60 – 70 kilogram daging dalam sehari, namun saat ini hanya sekitar 10 kilogram.

“Sekarang 10 kilogram daging saja sudah Alhamdulillah, itu pun kalau ada pelanggan tetap seperti pedagang bakso.”

Ia berharap dengan terpilihnya Rudy Mas’ud, calon gubernur Kaltim, ada solusi yang dapat diberikan untuk memperbaiki situasi pasar ini. Yakni, semua pedagang kembali ditempatkan di dalam pasar.

Selain tidak mengganggu lalu lintas tegas dia, kesejahteraan para pedagang di pasar juga bisa meningkat.

“Semoga nantinya perdagangan bisa diatur kembali, dan tidak ada lagi pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Kalau pasar ini kembali ramai, Insyaallah kesejahteraan pedagang juga akan meningkat,” tutupnya.

Exit mobile version