Samarinda, Sekaltim.co – Pagelaran pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-30 di Samarinda, Kalimantan Timur, pada Minggu, 8 September 2024, malam, menampilkan inovasi teknologi dengan kehadiran Patung Lembuswana digital.
Patung Lembuswana digital ini menjadi bagian dari pementasan pembukaan yang diselenggarakan di Stadion Gelora Kadrie Oening Samarinda, yang memukau penonton dengan tampilan teknologi digital yang modern dan canggih.
Patung Lembuswana digital muncul sebagai bagian dari tarian kolosal yang mengisahkan sejarah masuknya Islam ke Kalimantan Timur.
Tarian ini menggambarkan perjalanan ulama dari Sulawesi yang berhasil mengajak Raja Kutai, yang awalnya beragama Hindu, untuk memeluk Islam.
Kisah ini merepresentasikan awal mula berkembangnya Islam di tanah Kutai, Kalimantan Timur.
Pertunjukan kolosal ini juga menampilkan efek holografik dan menceritakan perjalanan spiritual dan kesaktian Aji Raja Mahkota Mulia Alam, yang bertemu dan mengadu kesaktian dengan Tuanku Tunggang Parangan pada masa pemerintahannya di abad ke-16.
Kisah ini diangkat sebagai bentuk penghormatan terhadap Kesultanan Kutai yang memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di wilayah Bumi Etam.
Pertunjukan ini diberi judul “Kesah Cahaya,” yang melambangkan rasa syukur atas ajaran Islam yang membawa cahaya kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Timur.
Selama pementasan, penonton disuguhi gambaran hamparan alam yang tenang, kemudian satu persatu wujud kehidupan mulai tampak seperti gugusan bintang yang bertaburan di langit.
Patung Lembuswana digital yang muncul melambangkan kebijaksanaan, kekuatan, dan ikatan harmoni antara langit, tanah, dan air sebagai penjaga Sungai Mahakam—jantung Kutai yang mengalirkan kehidupan di sepanjang nadinya.
Tentang MTQ Nasional 2024 di Samarinda
MTQ Nasional kali ini merupakan yang kedua kalinya diadakan di Kalimantan Timur, setelah sebelumnya diselenggarakan pada tahun 1976.
MTQ tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga merupakan momentum penting untuk memaknai dan menumbuhkan kecintaan terhadap Alquran, terutama di era digital yang modern ini.
Pejabat Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menyatakan bahwa MTQ Nasional di Kaltim kali ini merupakan penyelenggaraan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.
MTQ ke-30 ini dipandang sebagai sarana strategis untuk memperkuat literasi Alquran di kalangan generasi muda yang semakin akrab dengan dunia digital.
Pihaknya mengaku senang dan bahagia menjadi tuan rumah bagi para pecinta Alquran dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Momentum MTQ Nasional kali ini menjadi semangat yang akan terukir bagi sejarah, untuk kedua kalinya setelah tahun 1974 silam MTQ Nasional diadakan di Provinsi Kalimantan Timur,” kata Akmal Malik.
Presiden Joko Widodo, dalam sambutannya, menyoroti peran penting teknologi digital dalam penyebaran pesan Alquran.
Menurutnya, melalui platform digital, pesan-pesan Alquran dapat disebarluaskan lebih luas dan cepat, menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa batas ruang dan waktu.
“Inilah saat yang tepat untuk kita semua memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat dakwah yang efektif, sehingga Alquran dapat menjadi pegangan hidup di era modern ini,” ujar Jokowi.
Namun, Jokowi juga mengingatkan akan potensi bahaya dari perkembangan teknologi digital dan media sosial. Ia menekankan perlunya peran agama yang kuat untuk membentengi diri dari pengaruh informasi yang menyesatkan.
“MTQ ini mengedukasi diri kita sendiri untuk mencintai Alquran, beragama secara humanis dan terbuka, penyempurnaan akhlak bangsa, hidup dalam kebersamaan, hidup dalam kerukunan, hidup dalam persatuan untuk membangun kemajuan bangsa dan negara kita,” ungkap Jokowi.
MTQ Nasional ke-30 ini diikuti oleh 1.998 peserta, terdiri dari 1.567 peserta inti dan 431 cadangan. Para peserta berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, berlomba dalam berbagai kategori yang menguji kemampuan tilawah dan pemahaman terhadap Alquran.
Pagelaran pembukaan MTQ ini juga dimeriahkan dengan penampilan Wali Band dan Putri Ariani, yang menambah semarak dan kemeriahan acara. (*)