Samarinda, SEKALTIM.CO – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Samarinda melakukan pemantauan hilal untuk penentuan 1 Ramadan 1445 H di Masjid Syeikh Mahmuddin Plaza Mulia Samarinda, Minggu 10 Maret 2024.
Hasil pemantauan menunjukkan hilal belum terlihat atau ketinggiannya masih di bawah 1 derajat pada pukul 18.25 WITA.
Hasil Pemantauan Sebagai Bahan Pertimbangan Sidang Isbat
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Kalimantan Timur, H. Abdul Khaliq, menyampaikan bahwa hasil rukyatul hilal akan segera dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama di pusat.
“Hasil ini penting sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan sidang isbat,” imbuhnya.
Kemungkinan Perbedaan Penetapan 1 Ramadan
Khaliq mengatakan tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan penetapan awal Ramadan dengan pemerintah, karena didasari oleh metode dan cara yang berbeda. Namun, ia berharap hal tersebut tidak menjadi polemik dan tetap menjaga ketentraman, kerukunan, dan persaudaraan agar umat Islam dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadan.
134 Titik Lokasi Pemantauan di Indonesia
Kementerian Agama telah menetapkan 134 titik lokasi di seluruh Indonesia guna mendapatkan perhitungan yang akurat dalam penentuan 1 Ramadan. Hasil rukyatul hilal ini akan dilaporkan sebagai bahan pertimbangan sidang isbat awal Syawal 1445 H.
Kriteria Penentuan 1 Ramadan
Dalam penentuan 1 Ramadan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama menggunakan kriteria yang mengacu pada kesepakatan Kementerian Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) 2021.
Ketinggian Hilal di Samarinda
Berdasarkan penjelasan dari Staf Forecaster BMKG Samarinda, Sutrisno, ketinggian bulan di Kota Samarinda berada pada titik 0,18 derajat, belum memenuhi syarat kesepakatan MABIMS yang menetapkan ketinggian hilal minimal 3 derajat.
Lokasi Ideal Pemantauan Hilal di Kaltim
Sutrisno mengungkapkan bahwa hingga saat ini, di Kaltim belum menemukan titik lokasi yang benar-benar ideal untuk pemantauan hilal, karena pantai di Kaltim menghadap ke arah timur, sedangkan lokasi ideal adalah pantai yang menghadap ke arah barat seiring dengan terbenamnya posisi matahari.
Staf Forecaster BMKG Samarinda, Sutrisno menyatakan ketinggian bulan di Kota Samarinda berada pada titik 0,18 derajat.
“Ini menunjukkan ketinggian hilal belum memenuhi syarat, karena berdasarkan kesepakatan MABIMS ketinggian hilal harus di 3 derajat,” ungkapnya.
Kehadiran Perwakilan Instansi dan Ormas
Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Pengadilan Tinggi Agama Samarinda, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim, perwakilan Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, serta perwakilan dari organisasi keagamaan Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Demikian laporan lengkap mengenai pemantauan hilal untuk penentuan 1 Ramadan 1445 H yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Kaltim bersama BMKG Samarinda, sebagai persiapan dalam penentuan awal bulan Ramadan di Indonesia. (*)