Pemkot Kembangkan Samarinda AI untuk Tata Kelola Pemerintahan

Samarinda, Sekaltim.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda kini tengah menyusun langkah revolusioner dalam transformasi digital pemerintahan dengan meluncurkan “Samarinda AI”, sebuah sistem Artificial Intelligence yang dirancang khusus untuk tata kelola pemerintahan. Inovasi Samarinda AI ini berpotensi menjadikan Samarinda sebagai kota pertama di Indonesia yang mengimplementasikan AI secara komprehensif dalam sistem pemerintahan daerah.
Pemkot Samarinda, melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), menunjukkan komitmen penuh dalam mewujudkan transformasi digital di seluruh aparatur pemerintah. Upaya yang di dalamnya termasuk pengembangan Samarinda AI ini dilakukan dengan fokus utama pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar perangkat di lingkungan Pemkot siap menghadapi loncatan teknologi yang semakin pesat.
Kepala Diskominfo Kota Samarinda, Aji Syarif Hidayatullah, menegaskan pentingnya persiapan SDM dalam menghadapi era digital. “Tujuannya supaya perangkat di lingkungan Pemkot bisa siap dalam menghadapi loncatan teknologi,” ujar Aji Syarif, Selasa 17 Juni 2025, saat membuka Forum Group Discussion (FGD) di Hotel Mercure Samarinda.
Komitmen ini bukan hanya slogan kosong, tetapi telah direalisasikan melalui berbagai program pelatihan dan workshop yang melibatkan seluruh aparatur sipil negara di lingkungan Pemkot Samarinda. Pendekatan ini menunjukkan bahwa transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang mempersiapkan manusia yang akan mengoperasikan teknologi tersebut.
FGD ini berfokus pada manajemen data Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Kegiatan ini diikuti oleh puluhan pegawai pengelola data di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berada di lingkungan Pemkot Samarinda.
FGD tentang Samarinda AI ini merupakan tindak lanjut dari Progres Transformasi Digital Kota Samarinda dan Workshop Artificial Intelligence yang sebelumnya dibuka oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun, pada Senin, 16 Juni 2025. Kesinambungan program ini menunjukkan keseriusan Pemkot Samarinda dalam memastikan setiap tahap transformasi digital berjalan dengan baik.
“Para pengelola data yang hadir hari ini akan diberi pemahaman terlebih dahulu mengenai konsep AI yang telah dibangun oleh Pemkot, lalu diharapkan para staf bisa memenuhi kebutuhan data untuk memenuhi kebutuhan informasi,” kata Dayat.
Pendekatan bottom-up ini sangat strategis karena melibatkan langsung para pelaksana teknis yang akan mengoperasikan sistem AI dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memberikan pemahaman yang komprehensif kepada level operator, diharapkan implementasi AI dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Salah satu aspek yang membedakan Samarinda AI dengan sistem AI konvensional seperti ChatGPT adalah spesifikasi dan akurasi data yang disajikan. Menurut Dayat, Samarinda AI menjawab pertanyaan dengan menyajikan kesesuaian data yang telah dibangun dan mampu memberikan konteks yang lebih lengkap dan spesifik untuk kebutuhan pemerintahan Kota Samarinda.
“Beda dengan ChatGPT, teks atau informasi yang disajikan lebih umum, tidak terinci dan akurat bahkan bisa saja ngasal,” ungkap Dayat didampingi Sekretaris Diskominfo Samarinda, Suparmin.
Samarinda AI dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan informasi yang spesifik dan akurat sesuai dengan kondisi riil Kota Samarinda.
Keunggulan Samarinda AI ini menjadi krusial dalam konteks pemerintahan ketika akurasi dan relevansi informasi sangat penting untuk pengambilan keputusan yang tepat. Dengan menggunakan database yang terintegrasi dari seluruh OPD di Samarinda, sistem AI ini dapat memberikan jawaban yang lebih kontekstual dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengembangan Samarinda AI merupakan hasil kolaborasi strategis antara Diskominfo Samarinda dengan praktisi teknologi informasi terkemuka Indonesia, Ainun Najib. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa Pemkot Samarinda tidak bekerja sendirian, tetapi melibatkan expertise dari praktisi berpengalaman di bidang teknologi informasi.
Ainun Najib, sebagai mitra dalam pengembangan teknologi ini, menyatakan optimisme tinggi terhadap potensi Samarinda AI. “Jika teknologi AI ini sudah bisa berjalan 100 persen dengan dukungan data yang sudah terintegrasi dari masing-masing instansi di lingkungan Pemkot Samarinda, maka kota tepian mencatatkan diri sebagai pemerintahan pertama yang menggunakan AI di Indonesia,” ungkap Ainun Najib.
Fakta bahwa menurut informasi yang diterima, pemerintah pusat maupun daerah lainnya juga telah merencanakan implementasi AI serupa, namun masih sebatas wacana. Hal ini menempatkan Samarinda dalam posisi yang sangat strategis untuk menjadi pionir dalam implementasi AI pemerintahan di Indonesia.
Untuk memastikan teknologi AI dapat berfungsi optimal sebagai asisten bagi Wali Kota dalam mengetahui informasi layanan publik, menganalisis data, dan merumuskan kebijakan serta panduan pembangunan kota, integrasi data dari setiap OPD menjadi kunci utama. Saat ini, data-data di setiap OPD harus segera terintegrasi dengan “Samarinda AI” agar informasi yang disampaikan dapat lebih akurat dan komprehensif.
Kondisi terkini menunjukkan bahwa AI yang dikembangkan Pemkot Samarinda masih terbatas pada data laporan warga 112, stunting, Sistem Satu Nomor (SSN), kemiskinan, dan kepegawaian. Untuk implementasi yang optimal, diperlukan penambahan variasi data seperti data inflasi, ekonomi, dan sektor-sektor penting lainnya.
“Yang lebih penting itu variasi data, bukan big data. Ada sebutannya small data yang variatif yang bisa memberikan konteks lebih lengkap,” jelas Ainun Najib.
Dalam FGD yang digelar, Pemkot Samarinda menghadirkan pemateri berkualitas dari PT Digitama Sinergi Indonesia, yaitu Pradiptya Setyahadi yang menjabat sebagai Direksi. PT Digitama Sinergi Indonesia merupakan perusahaan konsultan teknologi informasi yang telah berpengalaman dalam memberikan pelayanan pada peningkatan nilai SPBE di berbagai Kabupaten/Kota.
Komitmen Pemkot Samarinda dalam transformasi digital telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Indeks pelaksanaan SPBE di lingkungan Pemkot Samarinda terus mendapat penilaian positif dari pemerintah pusat. Nilai indeks yang sebelumnya 3,14 kini telah mencapai 3,85, menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Peningkatan indeks SPBE ini merupakan indikator konkret bahwa upaya transformasi digital yang dilakukan Pemkot Samarinda tidak hanya bersifat simbolis, tetapi telah memberikan dampak nyata yang dapat diukur. Pengakuan dari pemerintah pusat ini juga menjadi validasi bahwa arah kebijakan yang diambil Samarinda sudah tepat.
FGD terkait Samarinda AI yang digelar merupakan salah satu upaya untuk terus meningkatkan nilai indeks SPBE ini. Dengan membekali para pengelola data dengan pemahaman yang lebih baik tentang manajemen data SPBE, diharapkan kualitas layanan digital pemerintah dapat terus meningkat.
Sementara itu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, memiliki visi yang jelas tentang manfaat implementasi AI dalam pemerintahan. Ia berharap implementasi AI dapat meningkatkan transparansi kinerja OPD melalui pengolahan data yang lebih akurat. Selama ini, proses pengolahan data cenderung menghasilkan beratus-ratus lembar laporan yang belum tentu akurat.
“Dengan Samarinda AI ini kita akan terbantu untuk transparan melihat laporan kinerja. Semua data OPD kinerjanya akan kelihatan transparan mana yang bagus, mana yang buruk, mana yang cukup,” kata Wali Kota dalam presentasi Workshop AI.
Visi Samarinda ini menunjukkan bahwa implementasi AI bukan hanya untuk modernisasi teknologi, tetapi juga untuk meningkatkan good governance dan akuntabilitas publik. Dengan sistem yang transparan, masyarakat dapat lebih mudah mengawasi kinerja pemerintah, sementara pemerintah dapat lebih mudah mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Wali Kota Andi Harun juga menekankan pentingnya seluruh pejabat di lingkungan Pemkot Samarinda untuk berbenah dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam pengaplikasian AI. Menurutnya, kesuksesan implementasi AI sangat bergantung pada kualitas SDM yang mengoperasikannya.
“Artificial Intelligence itu tidak membuat kita berpikir bahwa AI lebih pintar dari kita. Karena yang dimaksud dengan AI adalah penggunaan perangkat teknologi komputer yang membutuhkan kecerdasan manusia. Jadi manusianya yang harus super,” tegas Wali Kota.
Dengan komitmen transformasi digital yang kuat, Samarinda berpotensi menjadi pionir implementasi AI dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia. Langkah ini menempatkan Samarinda dalam posisi yang setara dengan negara-negara maju seperti Estonia dan Singapura yang telah lebih dulu mengimplementasikan AI dalam pemerintahan.
Estonia, yang dikenal sebagai “Digital Nation”, telah menunjukkan bagaimana teknologi digital dapat merevolusi cara pemerintahan berinteraksi dengan warganya. Singapura juga telah menjadi contoh sukses dalam smart city initiative yang memanfaatkan AI untuk berbagai aspek pemerintahan.
Dengan pengembangan Samarinda AI demi mengikuti jejak negara-negara maju tersebut, Samarinda tidak hanya akan meningkatkan efisiensi pemerintahan, tetapi juga dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia. Keberhasilan Samarinda dalam implementasi AI pemerintahan dapat menjadi best practice yang dapat diadopsi oleh daerah lain. (*)