SEKALTIM.CO – Pesawat Garuda Indonesia Boeing 747-412 yang mengangkut ratusan jamaah haji dari Makassar menuju Madinah, Arab Saudi, terpaksa kembali mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, setelah mengalami kebakaran mesin saat lepas landas, Rabu 15 Mei 2024. Insiden ini tidak memakan korban jiwa.
Penerbangan GA1105 yang dijadwalkan tiba di Madinah pada pukul 23.50 waktu Arab Saudi itu terbang dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sekitar pukul 16.20 WITA. Namun, hanya beberapa menit setelah lepas landas, pilot mendeteksi adanya masalah pada mesin nomor 4 pesawat Boeing 747-400 berusia 23 tahun tersebut.
Penerbangan tersebut merupakan Kloter 5 asal embarkasi Makassar dan melakukan prosedur Return to Base (RTB) sebagai langkah cepat guna memitigasi risiko pada aspek safety dan keamanan operasional pada penerbangan tersebut.
Keputusan RTB tersebut, kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, diambil oleh Pilot in Command (PIC) segera setelah pesawat lepas landas dengan mempertimbangkan kondisi kendala engine pesawat yang memerlukan pemeriksaaan lebih lanjut, setelah diketahui adanya percikan api pada salah satu engine.
“Tepat setelah rotasi lepas landas dari landasan pacu 21, terlihat percikan api di salah satu mesin pesawat,” ungkap Irfan.
Sejumlah warga yang mengantar jamaah haji ke bandara merekam detik-detik pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jamaah Haji itu mengeluarkan api.
Tampak dalam rekaman itu pesawat mengalami terbakar beberapa detik saat lepas landas. Tampak juga beberapa bus pengantar jamaah haji melintas.
Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan letupan api dari salah satu mesin pesawat berkapasitas 468 penumpang itu. Pesawat bermesin PW4056 produksi 2001 itu tampak masih melanjutkan penerbangannya, kendati telah mengalami insiden kebakaran singkat.
Melihat kondisi kritis itu, pilot pesawat penerbangan tersebut segera mengambil keputusan untuk memutar balik dan melakukan pendaratan darurat guna memastikan keselamatan seluruh penumpang dan awak pesawat. Tercatat ada 450 penumpang jamaah haji dan 18 awak pesawat dalam penerbangan tersebut.
Pilot kemudian memasuki pola terbang mengambang (holding pattern) di wilayah lepas pantai Makassar selama puluhan menit untuk menghabiskan bahan bakar sebelum akhirnya mendarat dengan selamat sekitar pukul 17.15 WITA.
“Seluruh penumpang pesawat tiba di bandara dalam keadaan selamat dan baik, dan akan kembali diberangkatkan secepatnya mengacu pada kesiapan pesawat pengganti. Proses pendampingan jemaah menuju asrama turut melibatkan stakeholder kebandarudaraan terkait guna memastikan aspek keselamatan dan kenyamanan para penumpang terjaga dengan baik,” kata Irfan.
Untuk mengantisipasi kepanikan di kalangan penumpang, pihak Garuda menyiapkan akomodasi sementara berupa hotel di Makassar bagi para jamaah haji tersebut. Mereka dijadwalkan untuk meneruskan perjalanan ke Tanah Suci menggunakan pesawat pengganti pada malam harinya.
Irfan turut menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang akibat insiden tersebut. Pihaknya berkoordinasi dengan pihak terkait untuk pemberangkatan pengganti.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi kepada seluruh Jemaah Haji pada penerbangan tersebut dan juga Kementerian Agama RI selaku penyelenggara haji,”sambungnya.
Sementara itu, Boeing 747-400 pesawat nomor registrasi ER-BOS yang mengalami insiden tersebut langsung ditarik dari pendaratan untuk menjalani pemeriksaan teknis lebih lanjut. Pesawat sewaan milik Terra Avia itu dilarang untuk melanjutkan penerbangan hingga petugas menemukan penyebab pasti dari kebakaran mesin.
“Tentunya kami akan menyelidiki lebih lanjut apa penyebab dari kebakaran mesin tersebut. Keselamatan selalu menjadi prioritas utama bagi kami,” pungkas Irfan.
Insiden yang dialami Garuda Indonesia ini menambah deretan kasus insiden penerbangan yang terjadi di Indonesia.
Pada Maret lalu, Kementerian Perhubungan membuka penyelidikan atas dugaan pelanggaran prosedur yang dilakukan dua pilot maskapai Batik Air setelah diketahui keduanya tertidur saat menerbangkan pesawat.
Sebelumnya pada Januari 2021, kecelakaan misterius jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu juga memakan puluhan korban jiwa. (*)