Samarinda, SEKALTIM.CO – Polda Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar simulasi pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di eks Bandara Temindung, Samarinda.
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 1.500 personel Polri ini merupakan bagian dari Sistem Pengamanan Dalam Kota (Sispamkota) yang diselenggarakan bersama Polresta Samarinda.
Simulasi ini bertujuan untuk mempersiapkan pengamanan Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang.
Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, hadir langsung untuk menyaksikan dan memberikan apresiasi atas kesiapsiagaan jajaran Polda Kaltim.
“Kami mengapresiasi kesiapsiagaan jajaran Polda Kaltim dalam mengamankan Pilkada 2024. Semoga latihan ini bisa memberikan rasa tenang di tengah masyarakat,” ujar Pj Akmal Malik dalam sambutannya.
Skenario Simulasi: Dari Unjuk Rasa Hingga Ancaman Teror
Simulasi dimulai dengan skenario unjuk rasa oleh ratusan pendukung calon kepala daerah yang berkumpul di eks Bandara Temindung.
Demonstrasi ini dipicu oleh kekecewaan dan protes terhadap hasil Pilkada Kaltim 2024. Para demonstran yang merasa tidak mendapat tanggapan dari pihak terkait mulai tersulut provokator dan melakukan aksi brutal.
Dalam simulasi tersebut, aparat keamanan telah menawarkan langkah preventif berupa negosiasi. Namun, situasi tetap memanas dan semakin tak terkendali. Ketegangan mencapai puncaknya saat seorang penyusup tiba-tiba meledakkan sebuah bom.
Merespons situasi genting tersebut, TNI dan Polri yang hadir segera bertindak. Polda Kaltim menurunkan personel terlatih untuk mengamankan situasi dengan tegas dan terukur.
Dalam simulasi ini, aparat keamanan berhasil menangkap para provokator dan mengendalikan keadaan.
Kaltim: Daerah Rawan Pilkada 2024
Pj Gubernur Akmal Malik mengungkapkan bahwa Kaltim masuk urutan kelima daerah dengan tingkat kerawanan pemilu secara nasional. Berdasarkan pemetaan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), tiga wilayah yang tergolong rawan jelang Pilkada 2024 adalah Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
“Ketiga wilayah tersebut memiliki jumlah pemilih yang besar. Semakin banyak pemilih, pergerakan massa akan semakin besar,” jelas Akmal Malik.
Selain itu, Kabupaten Mahakam Ulu juga dinilai cukup rawan karena tantangan dalam distribusi logistik dan potensi bencana alam. “Oleh sebab itu, TNI Polri dan stakeholder terkait harus sudah siap mulai dari sekarang,” tegas Pj Gubernur.
Persiapan Komprehensif untuk Pilkada Aman
Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto menjelaskan bahwa simulasi pengamanan Pilkada ini mencakup berbagai tahapan, mulai dari masa kampanye hingga pascapilkada.
“Kami optimistis dengan solidaritas TNI Polri, stakeholder terkait, dan dukungan masyarakat Kaltim. Pilkada 2024 pasti akan berlangsung sukses dan lancar,” ujar Kapolda Kaltim dengan penuh keyakinan.
Simulasi ini tidak hanya fokus pada penanganan unjuk rasa dan ancaman teror, tetapi juga meliputi aspek-aspek penting lainnya seperti:
1. Pengamanan tempat pemungutan suara (TPS)
2. Pengawalan distribusi logistik Pilkada
3. Penanganan hoaks dan disinformasi
4. Koordinasi antar lembaga terkait Pilkada
5. Manajemen kerumunan massa
6. Penanganan situasi darurat dan evakuasi
Simulasi pengamanan Pilkada ini menjadi momentum penting bagi Polda Kaltim dan seluruh stakeholder untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi selama proses Pilkada 2024.
Dengan soliditas TNI-Polri, dukungan pemerintah daerah, dan partisipasi aktif masyarakat, Kaltim optimis dapat menyelenggarakan Pilkada yang aman, damai, dan berkualitas. (*)