SEKALTIM.CO – Selama satu bulan terakhir ini, perhatian partai politik nasional tertuju pada sosok Rudy Mas’ud, seorang figur baru dalam kancah politik di Kalimantan Timur (Kaltim), yang lagi-lagi kembali mengejutkan banyak pihak.
Meski baru berusia 44 tahun, sepak terjang Rudy Mas’ud di dunia politik benar-benar tidak bisa diremehkan. Apalagi ketika dia berhasil menarik dukungan dari berbagai partai besar, mengalahkan petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi.
Pada tanggal 11 hingga 12 Juli 2024, Gerindra dan NasDem secara resmi mengumumkan dukungannya terhadap Rudy Mas’ud untuk maju sebagai calon gubernur Kaltim bersama Ir Seno Aji sebagai calon wakil gubernur.
Hal tersebut terbukti dari foto dan video yang diterima media ini. Nampak, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad resmi menyerahkan surat rekomendasi pada Kamis (11/7/2024). Kemudian disusul NasDem pada Jumat (12/7/2024), yang langsung diserahkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Diam-diam dilirik Partai Politik
Selama ini, Rudy Mas’ud tidak pernah berkoar-koar akan didukung oleh partai mana saja. Dia diam dan tidak mengklaim, hanya berusaha menampilkan visi misi dan program terbaik untuk Kaltim didepan para petinggi partai di Jakarta.
Usahanya itu pun membuahkan hasil, kini Rudy Mas’ud telah mengamankan dukungan signifikan dengan total 42 kursi dari partai-partai koalisi seperti Golkar (15 kursi), PAN (4 kursi), PKB (6 kursi), PKS (4 kursi), Gerindra (10 kursi) dan NasDem (3 kursi).
Menurutnya, ketertarikan partai politik ini tak bisa disalahartikan bahwa dirinya membeli partai untuk melancarkan aksi kotak kosong. Tidak seperti itu, bahkan dia tidak menduga jika banyak partai akan melabuhkan hatinya pada pasangan Rudy-Seno.
“Kita ini nothing to lose. Masuk di politik ini bukan untuk mencari keuntungan pribadi, tetapi untuk memberikan dan berkontribusi nyata demi masyarakat Kaltim.”
“Ini adalah tanggung jawab sosial dan ladang amal ibadah bagi kami. Kami mengabdi dan mewakafkan diri untuk masyarakat. Tentunya kami sangat bersyukur atas dukungan luas yang telah diterima dari berbagai partai politik.”
Rudy Mas’ud Didukung Tanpa Mahar Politik
Rudy Mas’ud membantah tudingan yang saat ini beredar, bahwa dirinya menggunakan uang untuk membeli dukungan politik dari partai-partai koalisi yang mendukungnya. Menurut dia, pernyataan ini sama sekali tidak benar.
“Kami tidak membeli partai, manalah cukup kami ini untuk membeli partai, siapalah kami ini. Kami ini kan bukan siapa-siapa. Jangan berpikir semua partai itu bisa dibeli, enggak semua, duit itu bukan segala-galanya,” kata pria kelahiran Balikpapan, 1 Juni 1980 itu.
Partai-partai seperti Gerindra, Golkar, NasDem dan lainnya justru memberikan dukungan secara sukarela bahkan tanpa adanya mahar. Visi misi dan program yang ditampilkan Rudy Mas’ud menjadi tolak ukur dan alasan partai koalisi gemuk terbentuk.
“Kami ingin menjelaskan dengan jelas bahwa dukungan yang kami terima dari partai-partai politik tersebut tidak melibatkan transaksi finansial. Gerindra, Golkar, dan NasDem telah memberikan dukungan mereka atas dasar keyakinan terhadap visi dan misi kami untuk memajukan daerah ini,” ungkapnya.
Integritas dan track record seorang figur yang akan diusung juga menjadi faktor utama dalam mendapatkan dukungan politik dari partai-partai tersebut. Dengan kata lain, kemampuan, kapasitas dan kapabilitas itu benar-benar dinilai dalam tahap seleksi.
“Izin ya. Jadi begini, tentu didalam memilih mitra koalisi, masing-masing parpol ini akan melihat calon kandidat. Kira-kira bakal calon ini bagus enggak track-recordnya. Lalu sisi integritasnya, kemampuannya, kapasitasnya dan kapabilitasnya seperti apa. Calon ini bagaimana, terbuka enggak, cair enggak.”
“Artinya, cair tidak sebagai mitra koalisi saja, kalau kamu kaku, tidak akomodatif, bahkan komunikasi tidak terbuka, saya rasa partai itu akan berpikir ulang untuk bergabung. Potensi menangnya juga akan dilihat, kan begitu. Jadi ingat, catat baik-baik, duit bukan segala-galanya,” tegasnya.
Bahtera Nabi Nuh hampir Selesai
Saat ini, masih ada tiga partai lain yang belum menyatakan sikapnya menjelang pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kaltim. Apabila mengacu pada Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2024, pendaftaran dimulai pada tanggal 27 hingga 29 Agustus 2024.
PDI Perjuangan dengan 9 kursi, serta PPP dan Demokrat yang masing-masing memiliki 2 kursi, hingga kini belum menyatakan sikapnya. Entah mereka akan mendukung pasangan Rudy Mas’ud-Ir Seno Aji atau petahana, Isran Noor-Hadi Mulyadi. Semua masih menjadi misteri.
Jika ketiga partai ini mendukung pasangan Rudy Mas’ud dan Ir Seno Aji, maka Bahtera Nabi Nuh, istilah sebuah kapal besar, yang dibangun oleh pasangan dengan koalisi ganal ini bakal selesai. Sehingga, memungkinkan terjadinya melawan kotak kosong di Pilkada Kaltim 2024.
Namun apabila ketiga partai atau minimal 1 partai ditambah PDI Perjuangan meminang petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi, maka dapat dipastikan jika kontestasi pada Pilkada Kaltim 2024 akan menampilkan dua kandidat. Yakni Rudy Mas’ud-Seno Aji dan Isran Noor-Hadi Mulyadi.
Kira-kira Pilkada Kaltim tahun ini bakal menampilkan dua kandidat atau skema melawan kotak kosong? Kita tunggu saja kejutan selanjutnya, tiga partai terakhir menjadi penentu skema Pilkada Kaltim 2024!