Kutim, Sekaltim.co – Perubahan iklim global telah menyebabkan berbagai dampak serius di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu konsekuensi paling nyata adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam, terutama banjir. Kabupaten Kutai Timur (Kutim) di Provinsi Kalimantan Timur tidak luput dari ancaman ini.
Sebagai langkah antisipasi, Kodim 0909 Kutai Timur menggelar latihan simulasi penanggulangan bencana banjir pada Senin 26 Agustus 2024, di Folder Ilham Maulana, Sangatta.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Indonesia mengalami penurunan 2-3% setiap tahun.
Namun, ironisnya, intensitas hujan saat musim penghujan justru meningkat, menyebabkan banjir di berbagai wilayah. Kutai Timur sendiri pernah mengalami banjir besar pada tahun 2022 yang berdampak pada ribuan warga.
Latihan simulasi ini melibatkan berbagai instansi terkait, termasuk Polres Kutim, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kutim, Lanal Sangatta, Basarnas, Dinas Kesehatan, PMI, Tagana, Dinas Sosial, Orari, serta masyarakat setempat. Tujuannya adalah meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi antar lembaga dalam menghadapi potensi bencana banjir.
Danrem 091/ASN, Brigjen TNI Anggara Sitompul, S.I.P membuka Latihan Lapangan Kodim 0909/Kutai Timur Tahun 2024, secara vicon/daring, di Wira Yudha KOREM 091/ASN Jalan Gajah Mada Nomor 11 Kota Samarinda.
Tema Latihan Lapangan Kodim 0909/Ktm yaitu “Kodim 0909/Ktm Melaksanakan Operasi Bantuan Penanggulangan Bencana Alam Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI”.
“Latihan yang dilaksanakan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut serta senantiasa di Olah Yudhakan dengan adanya bencana yang diperanggapkan, sehingga latihan benar-benar realistis sesuai dengan dinamika perkembangan lingkungan strategis, sehingga seluruh prajurit Kodim 0909/Ktm nantinya akan mampu bertindak tenang, cepat, tepat dan tuntas dalam mengatasi bencana yang timbul di wilayah tugasnya,” ungkap Brigjen TNI Anggara Sitompul.
Sementara itu, Letkol Inf Ginanjar Wahyutomo, Dandim 0909 Kutai Timur, menekankan pentingnya latihan berkelanjutan untuk memenuhi standar profesionalisme prajurit.
“Latihan ini dilaksanakan secara bertahap, bertingkat, dan berkelanjutan, serta diolah yudhakan dengan adanya peragaan agar seolah-olah realistis sesuai dinamika perkembangan lingkungan,” jelasnya.
Simulasi terbagi dalam tiga skenario utama:
1. Kedatangan dan distribusi bantuan logistik kepada korban banjir yang terisolir
2. Penyelamatan warga yang terjebak banjir
3. Pencarian korban tenggelam akibat bencana banjir
Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) dikerahkan bersama peralatan penanganan bencana seperti perahu karet dan baju pelampung. Kegiatan diawali dengan apel latihan gabungan sebelum memasuki tahap simulasi.
Muhammad Idris Syam, Kepala Pelaksana BPBD Kutim, menekankan pentingnya koordinasi antar lembaga. “Dengan adanya kegiatan ini, kita bisa membagi tugas agar penanganan bencana banjir lebih efektif. Tujuan utamanya adalah mencegah korban jiwa dan meminimalkan kerugian material,” ujarnya.
Latihan ini juga menjadi sarana untuk mengevaluasi kesiapan peralatan dan sumber daya manusia dalam menghadapi bencana. Pihak berwenang dapat mengidentifikasi kekurangan dan merencanakan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas respons bencana di masa depan. (*)