Tersisa 143 Desa di Kaltim Belum Tersentuh Listrik PLN Tahun 2024

Samarinda, SEKALTIM.CO – Menurut data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kaltim, masih terdapat sejumlah desa yang belum tersentuh aliran listrik dari PLN hingga September 2023. Per Desember 2023 masih terdapat 143 Desa dari total 895 desa di Kaltim yang belum tersentuh aliran Listrik PLN.

Wilayah-wilayah ini, seperti Berau, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Paser, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu, sebagian besar berada di pedalaman dan daerah perbatasan, atau dikenal sebagai Daerah Tertinggal terluar dan terdepan (3T).

Menurut Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Timur, Mashur Sudarsono Wira Adi, menghadapi tantangan distribusi listrik di Kalimantan Timur, berbagai langkah telah diambil untuk mewujudkan pemerataan energi.
Mashur Sudarsono Wira Adi menerangkan, salah satu langkah yang diambil adalah dengan membangun PLTS di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau oleh jaringan PLN.

Selain itu, program perluasan jaringan dan pemberian sambungan listrik untuk rumah tangga kurang mampu menjadi fokus utama untuk memastikan bahwa setiap warga dapat menikmati akses listrik yang memadai, termasuk bekerja sama dengan perusahaan melalui dana CSR.

“PLTS itu dibangun di daerah-daerah yang kira-kira 5 sampai 10 tahun lagi itu PLN tidak masuk sehingga dimungkinkan itu dibangun PLTS. Tapi mulai tahun ini kami ada juga namanya perluasan jaringan. Jadi yang dari PLN itu kira-kira jaraknya cukup jauh, cuman PLN tidak sanggup secara investasi, tidak sanggup membiayai, kami akan masuk ke situ. Supaya negara hadir di situ,” ungkap Soni, sapaan akrab Mashur Sudarsono Wira Adi, dalam dialog publik di TVRI Kalimantan Timur, 29 Januari 2024.

Sementara itu, Senior Manajer Perencanaan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Kaltimra, Akbar Patonangi, rasio elektrifikasi PLN untuk Kalimantan Timur saat ini mencapai 95,03%. Kondisi ini mengakibatkan sejumlah desa membutuhkan perhatian khusus.

Akbar Patonangi menyatakan, pada Desember 2023, masih terdapat 143 desa yang belum tersentuh aliran listrik PLN.

“Rasio elektrifikasi PLN sendiri untuk Kalimantan Timur, saat ini sudah di angka 95,03%. Jadi memang masih ada pr-nya PLN sampai dengan Desember (2023) ini. Kita 2024 nanti ke depan itu ada sekitar 143 desa yang akan kita tindak lanjuti untuk Desa berlistrik. Tentunya tetap berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait termasuk ESDM, dari Kementerian BUMN juga. Jadi memang itu adalah salah satu tugas pokok PLN, bagian dari public service obligationnya PLN,” ujar Akbar.

Pihak terkait, termasuk PLN dan Dinas ESDM Provinsi Kaltim, telah menetapkan langkah-langkah untuk menindaklanjuti pemenuhan kebutuhan listrik di desa-desa tersebut pada tahun 2024.

PLN telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan akses listrik di Kalimantan Timur. Hingga saat ini, sekitar 39 desa telah mendapatkan akses listrik melalui program-program yang telah diimplementasikan.

Upaya-upaya tersebut termasuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah-daerah yang jauh dari jangkauan PLN, serta program perluasan jaringan dan sambungan listrik untuk rumah tangga kurang mampu.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, bersama dengan PLN dan pihak terkait lainnya, terus berkoordinasi untuk meningkatkan akses listrik di wilayah ini. Hal ini menjadi bukti komitmen mereka dalam mewujudkan pemerataan listrik di tahun-tahun mendatang.

Namun, masih terdapat tantangan dalam distribusi listrik di Kalimantan Timur. Menurut pengamat energi dari Universitas Mulawarman, Profesor Thamrin, berbagai langkah masih perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Menurut Prof Thamrin, Kalimantan Timur ini adalah Provinsi yang memiliki sumber energi yang cukup melimpah. Kondisi geografis Kaltim membuat kesusahan pihak ESDM maupun dari PLN untuk memberikan layanan listrik kepada daerah-daerah tertentu yang ada di Kalimantan Timur.

Meski begitu, Prof Thamrin menyatakan melalui kerja sama antara pemerintah, PLN, dan pihak terkait lainnya, diharapkan bahwa pemerataan listrik di Kalimantan Timur dapat tercapai dalam waktu yang tidak terlalu lama.

“Untuk daerah-daerah tertentu yang PLN-nya sudah dekat di sana tapi PLN tidak mampu untuk memberikan investasi di jaringan maka Pemprov akan melakukan investasi di situ. Itu suatu langkah yang sangat bagus,” ujar Prof Thamrin. (*)

Exit mobile version