Yonkav 13/Satya Lembuswana Samboja Kukar Terima 9 Unit Tank Harimau Buatan PT Pindad-FNSS Turkiye

Kukar, SEKALTIM.CO – Kalimantan Timur kedatangan alutsista (alat utama sistem persenjataan) berupa 9 unit Tank Harimau. Tank Harimau merupakan kendaraan tempur medium buatan PT Pindad Indonesia yang bekerja sama dengan FNSS Turki. Tank-tank Harimau tersebut langsung diserahkan kepada Yonkav (Batalyon Kavaleri) 13/Satya Lembuswana di Kalimantan Timur.

Komandan Batalyon (Danyon) Kavaleri 13/Satya Lembuswana (SL) Kodam VI/Mulawarman Mayor Kav Agus Wibowo Hendratmoko S.H.M.Han langsung mengawal kedatangan tank harimau tersebut.

Penempatan Medium Tank Harimau Indonesia di Batalyon Kavaleri 13/Satya Lembuswana merupakan penempatan kendaraan tempur (ranpur) terbaru Indonesia yang menggunakan sistem autoloader ammunition. Dengan menggunakan sistem autoloader ammunition, Medium Tank Harimau memiliki keefektifan tinggi dalam rate of fire (kecepatan tembak).

Video detik-detik pengiriman tank Harimau ke Yonkav 13/SL di Kalimantan Timur bahkan menjadi viral di sejumlah media sosial. Batalyon Kavaleri 13 Satya Lembuswana mengunggah detik-detik kedatangan tank Harimau ke markasnya lewat akun Instagram @yonkav_13 pada 10 Maret 2024 lalu.

Dalam video singkat yang diunggah akun Instagram @yonkav_13, terekam detik-detik pengiriman tank Harimau dengan truk towing yang dikawal. Saat rombongan truk towing pengantar tank Harimau tiba di depan gapura Batalyon Kavaleri 13, tank Harimau diturunkan dan diberi aba-aba masuk ke markas satuan.

Berjalan perlahan, tank Harimau akhirnya mencapai tempat parkir yang sudah disediakan. Sejumlah prajurit kemudian mengecek kelengkapan tank Harimau yang telah terparkir rapi. Tank Harimau yang dikirim ke Yonkav 13 berjumlah 9 unit. Tank Harimau disebut menggantikan tank AMX-13.

“YONKAV 13/SL TERIMA 9 UNIT KENDARAAN ALUTSISTA TEMPUR (MEDIUM TANK HARIMAU) BUATAN PINDAD-FNSS,” demikian keterangan tertulis Yonkav 13/SL pada 10 Maret 2024.

Markas terbaru Medium Tank Harimau Indonesia berada di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dan berada dekat dengan Ibu Kota Nusantara. Jarak antara Ibu Kota Nusantara dan markas Medium Tank Harimau diperkirakan sejauh 60 km dengan jalur darat. Perlu diketahui bahwa markas Medium Tank Harimau berada di utara Balikpapan.

Batalyon Kavaleri (Yonkav) 13/Satya Lembuswana yang bermarkas di Samboja, Kutai Kartanegara, menjadi penerima pertama tank harimau. Yonkav 13/Satya Lembuswana merupakan satuan bantuan tempur (satbanpur) di bawah Kodam VI/Mulawarman. Semboyan satuan ini adalah Tapak Leman Ganggayaksa yang berarti Prajurit Setia yang melambangkan kekuatan Lembuswana dalam mengemban tugas yang mulia.

Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa Tank Harimau ini merupakan produksi bersama antara PT PINDAD Indonesia dan FNSS Turkiye. “Yonkav 13/SL TNI AD di Kalimantan Timur, belum lama ini mengunggah proses penerimaan Medium Tank Harimau, produksi bersama PT Pindad Indonesia dan FNSS, Turki,” demikian tertulis dalam unggahan akun Instagram Kementerian Pertahanan RI pada Rabu, 12 Maret 2024.

MT Harimau merupakan salah satu dari ratusan alutsista yang diserahkan Menhan Prabowo Subianto kepada Panglima TNI saat digelarnya Rapim TNI-Polri tahun 2024. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyaksikan penyerahan BAST Alpalhankam (Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan) buatan PT Pindad, termasuk salah satunya Tank Harimau, dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Panglima TNI, Kapolri, dan seluruh Kepala Staf Angkatan pada Rapat Pimpinan (Rapim) TNI Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, pada 28 Februari 2024 lalu.

Tak cuma tank Harimau, alpalhankam PT Pindad yang diserahkan sebanyak 52 unit meliputi 10 unit medium tank Harimau, 3 unit ranpur Badak, 10 unit ranpur infanteri Pandur, 12 unit ranpur Anoa, 7 unit rantis Komodo, dan 10 unit ranops Maung.

PT Pindad lewat akun Instagram @pt_pindad pada 29 Februari 2024 menyebut Medium Tank Harimau merupakan kendaraan tank kelas medium modern pertama di dunia. Tank Harimau disebut memiliki teknologi terkini yang tepat untuk pertempuran perang modern.

Dengan bobot 30 ton, Harimau menggunakan senjata utama turret kaliber 105mm dan dilengkapi berbagai teknologi canggih di kelasnya. Pengembangan Medium Tank Harimau diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan RI tahun 2012 dan menjadi salah satu program prioritas industri pertahanan, yang merupakan bagian dari program Revitalisasi Industri Pertahanan Nasional.

Pengembangan Medium Tank Harimau dimulai tahun 2015, bekerja sama dengan FNSS Turkiye berdasarkan perjanjian kerja sama Government to Government (G to G) antara pemerintah Indonesia dan Turkiye. Di tahun 2018, Medium Tank Harimau berhasil lulus sertifikasi Kelaikan Kemhan RI dan Dislitbang TNI AD, kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak oleh Kementerian Pertahanan RI pada akhir tahun 2019 sebanyak 18 unit.

Medium Tank Harimau dirancang dan dikembangkan bersama Pussenkav (Pusat Pengembangan Kavaleri) selaku pengguna. Medium Tank Harimau menggunakan konfigurasi mesin belakang seperti Leopard 2 atau M1A2, namun dengan bobot yang jauh lebih ringan hingga setengahnya.

Medium Tank Harimau memiliki desain dan teknologi terbaru yang dapat menghasilkan mobilitas tinggi, taktis serta strategis yang dibutuhkan setiap operasi pertahanan di masa depan. Medium Tank Harimau menggunakan two-man turret C3105 yang merupakan satu-satunya kaliber 105mm di dunia dengan bobot ringan dan memiliki teknologi canggih, ditambah dengan senapan mesin kaliber 7,62mm yang unik (+42 derajat), dapat memudahkan saat pertempuran di lingkungan perkotaan maupun pegunungan.

Harimau juga dilengkapi dengan proteksi balistik STANAG 4569 level 5, laser warning system, dan mampu menahan pedaman ranjau hingga 10 kg di bawah rantai. Nama program pengembangan untuk tank harimau ini adalah Modern Medium Weight Tank (MMWT). Tank itu disebut Kaplan MT oleh Turki dan Harimau oleh Indonesia, yang mana keduanya berarti harimau.

Indonesia dan Turki sepakat bekerja sama membangun sebuah medium tank, yaitu tank Harimau dikembangkan oleh perusahaan Turki FNSS dan PT Pindad Indonesia membangun tank Harimau ini pada Mei 2015 silam. Di tahun 2018, tank ini berhasil lulus sertifikasi kelayakan yang dipantau Kemhan RI dan Dislitbang TNI AD.

Setelahnya, baru Kemhan RI melakukan penandatanganan kontrak pengadaan 18 unit tank Harimau pada akhir 2019. Dari 18 unit itu, 10 Tank diproduksi di Turki sedangkan 8 sisanya di PT Pindad Indonesia. Pindad mencatat Tank Harimau telah menjalani serangkaian Factory Acceptance Test (FAT).

Serangkaian uji coba FAT itu sudah dijalankan di Turki sejak 8-14 Agustus 2021 lalu. Setelah melewati uji FAT itu, Tank Harimau juga sudah melewati uji tembak dengan meriam kaliber 105mm pada akhir Februari 2022 di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat.

Pada bulan September 2023, Presiden Jokowi ditemani dua menterinya sempat mengunjungi PT Pindad untuk mengecek jejeran tank Harimau yang sudah jadi. Lalu pada 28 Februari 2024, sebanyak 10 unit tank Harimau diserahkan Menteri Pertahanan Subianto secara simbolik kepada TNI dan Polri pada Rapim TNI-Polri 2024.

Dengan diterimanya 9 unit Tank Harimau oleh Yonkav 13/Satya Lembuswana di Kalimantan Timur, maka kekuatan tempur TNI AD, khususnya Korps Kavaleri, semakin meningkat. Tank Harimau dengan teknologi canggihnya diharapkan dapat memberikan keunggulan dalam pertempuran di masa depan.

Penempatan Yonkav 13/Satya Lembuswana sebagai penerima pertama Tank Harimau juga dinilai strategis mengingat wilayah operasinya yang dekat dengan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan demikian, Yonkav 13/Satya Lembuswana dapat berperan dalam mengamankan wilayah sekitar Ibu Kota Nusantara dari ancaman musuh.

Ke depannya, diharapkan TNI AD dapat terus melengkapi pasukannya dengan alutsista buatan dalam negeri seperti Tank Harimau. Hal ini sejalan dengan program Revitalisasi Industri Pertahanan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan pertahanan Indonesia. (*)

Exit mobile version