NEWS SEKALTIM

Kalimantan Timur Catat Inflasi 2,02% pada Maret 2025 di Atas Rata-rata Nasional

Samarinda, Sekaltim.co – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur mengumumkan angka inflasi sebesar 2,02% pada Maret 2025 yang melebihi rata-rata nasional. Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menyampaikan data tersebut melalui siaran pers yang disiarkan di kanal Youtube BPS Kaltim pada Selasa, 8 April 2025.

“Inflasi dari bulan ke bulan di mana kita bandingkan indeks harga konsumen (IHK) bulan Maret tahun 2025 terhadap nilai IHK pada bulan Februari 2025 tercatat inflasi Kalimantan Timur sebesar 2,02%. Angka tersebut berada di atas rata-rata nasional yang mencapai 1,65%,” jelasnya.

Untuk inflasi tahun ke tahun (year-on-year), perbandingan IHK Maret 2025 terhadap Maret 2024 menunjukkan peningkatan harga konsumen sebesar 1,36%. Sementara inflasi tahun kalender yang membandingkan IHK Maret 2025 dengan Desember 2024 mencatat kenaikan sebesar 0,75%.

Kelompok Pengeluaran Penyumbang Inflasi

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi bulanan 2,02% disebabkan oleh beberapa faktor utama. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi tertinggi sebesar 8,71% dengan andil 1,32%. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang inflasi 2,14% dengan andil 0,64%, sementara kelompok transportasi mengalami inflasi 0,26% dengan andil 0,04%.

Sebaliknya, beberapa kelompok mengalami deflasi, seperti kelompok pakaian dan alas kaki (-0,37%) serta perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (-0,22%).

“Komoditas yang memberikan andil signifikan terhadap inflasi adalah cabai rawit, ikan layang, udang basah, bawang merah, tarif listrik, emas perhiasan, dan angkutan udara,” ungkap Yusniar. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi adalah sabun deterjen dan sabun cair.

Variasi Inflasi Antarwilayah di Kaltim

Secara geografis, inflasi tahun ke tahun tertinggi terjadi di Kabupaten Berau sebesar 1,71%, sedangkan terendah di Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 1,19%. Untuk inflasi bulanan, Kabupaten Berau juga tertinggi dengan 2,51%, sementara Kota Balikpapan mencatat inflasi terendah sebesar 1,67%.

Inflasi tahunan sebesar 1,36% juga dipengaruhi oleh beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang inflasi tertinggi 3,84% dengan andil 1,13%, diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (7,37%) dengan andil 0,46%.

Komoditas yang mendorong inflasi tahunan adalah emas perhiasan, cabai rawit, kopi bubuk, udang basah, minyak goreng, dan produk tembakau. Sementara penurunan harga terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (-4,06%) dengan andil -0,69%.

Data ini menunjukkan pentingnya pemantauan harga kebutuhan pokok dan energi sebagai faktor utama yang memengaruhi inflasi di Kalimantan Timur. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button