Mahakam Ulu

Mengenal Upacara Adat Laliata Masyarakat Dayak Bahau Kalimantan Timur

Mahakam Ulu, SEKALTIM.CO – Upacara Adat Laliata merupakan upacara adat membuat emping yang rutin digelar setiap tahun oleh etnis Dayak Bahau di Kalimantan Timur. Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Dayak Bahau karena telah memasuki musim panen padi.

Upacara adat Laliata tahun 2024 digelar oleh Kelompok Tani (Poktan) Sumber Usaha Daleh dan Poktan Sebenaq Jaya di Balai Adat Kampung Ujoh Bilang Mahakam Ulu pada hari Jumat, 16 Februari 2024. Rangkaian acara diawali dengan mengambil padi dari Sungai Payang dan Sebenaq menggunakan perahu tradisional.

Warga adat lalu mengarak padi menggunakan perahu lomba dayung milik Poktan Daleh Payang. Perahu didayung dari Sungai Tikah menuju Pelabuhan Ujoh Bilang, kemudian padi diangkut dengan mobil menuju Balai Adat untuk dilakukan prosesi adat.

Sesampainya di balai adat, padi ditumbuk untuk memisahkan bulir beras muda dengan kulit arinya.

Menurut Lembaga Adat Dalmasius Apung, setelah ditumbuk, padi disangrai lalu ditampi atau dibersihkan untuk membuang dedaknya. Baru setelah itu, padi siap diolah menjadi emping melalui prosesi adat dan doa syukuran.

Apung menjelaskan, tidak ada batasan jumlah padi yang harus dibawa warga untuk prosesi Laliata ini. Semua anggota masyarakat boleh membawa padi, terutama yang berasal dari ladang mereka, sesuai kemampuan masing-masing.

“Untuk jumlah padinya tidak ditentukan. Terserah saja mau bawa berapa,” tutur Dalmasius Apung dikutip dari keterangan tertulis Diskominfostandi Mahulu, Selasa 20 februari 2024.

Sayangnya pada pelaksanaan Upacara Adat Laliata tahun ini, antusiasme masyarakat kurang semarak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diduga karena bertepatan dengan masa pasca Pemilu, sehingga banyak warga yang sibuk dengan kegiatan lain.

Meski begitu, panitia dan lembaga adat berharap antusiasme masyarakat akan meningkat pada rangkaian acara inti Laliata yaitu prosesi penumbukan dan syukuran yang akan digelar pada 18 Februari 2024 mendatang. Mereka berharap acara tahun depan bisa lebih meriah lagi.

Upacara Adat Laliata menjadi bagian penting dari ritual tahunan masyarakat Dayak Bahau dalam menyambut datangnya musim panen. Selain ungkapan syukur, acara ini juga mempererat hubungan silaturahmi antar warga kampung. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan tetap dilestarikan secara turun temurun.

Dengan menjaga dan mewariskan tradisi leluhur seperti Upacara Adat Laliata, generasi muda Dayak Bahau diharapkan dapat semakin mengenal dan mencintai adat istiadatnya. Sehingga, khazanah budaya lokal suku Dayak tetap terjaga keberadaannya di tengah derasnya arus globalisasi.

Meski antusiasme kurang semarak dalam Upacara Adat Laliata tahun ini, panitia dan tokoh adat berharap acara tersebut tetap dilestarikan agar budaya lokal suku Dayak tetap terjaga di tengah perkembangan zaman.

“Harapan kami dari lembaga adat, semoga acara ini bisa berlanjut terus dalam artian bisa lebih meriah lagi dari yang sekarang. Dan mudah-mudahan, di tahun depan kita bisa lebih fokus mengikuti acara ini dan tidak ada kegiatan lain yang menghalangi,” ungkap Dalmasius Apun. (*)

Simak berita Sekaltim.co lainnya di tautan Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button