Bangkai Pesut Mahakam Ditemukan di Kawasan Tepian Samarinda
Samarinda, SEKALTIM.CO – Sahabat Sekaltim pecinta satwa liar, kabar mengejutkan datang dari Kota Tepian! Sore hari, Jumat 21 Juni 2024, bangkai Pesut Mahakam ditemukan di perairan Sungai Mahakam, tepatnya di kawasan Tepian Jalan Slamet Riyadi, Samarinda.
Peristiwa ini menjadi sorotan di tengah upaya pemerintah melakukan pelestarian dan promosi pariwisata berbasis lingkungan.
Yuk, kita bahas tuntas tentang kejadian ini dan fakta-fakta menarik seputar Pesut Mahakam atau Mahakam Dolphin ini!
Kronologi Penemuan Si Pesut
Berdasarkan laporan yang diterima tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BKSDA Kalimantan Timur – SKW II Tenggarong, bangkai Pesut Mahakam ditemukan mengambang di perairan Sungai Mahakam pada Jumat sore.
Tim WRU langsung bergerak cepat untuk melakukan evakuasi dan pemeriksaan awal terhadap bangkai pesut tersebut.
“Diketahui pesut berjenis kelamin jantan dengan panjang sekitar 2,16 m dan perkiraan usia di atas 35 tahun,” ungkap pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 22 Juni 2024.
Setelah proses evakuasi, bangkai Pesut Mahakam dibawa ke laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman (FPIK UNMUL) untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Tim ahli dari Yayasan Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) juga turut terlibat dalam penanganan kasus ini.
“Pesut kemudian disimpan dalam freezer untuk dilakukan nekropsi minggu depan oleh para dokter hewan serta proses pengambilan sampel untuk analisa toksikologi dan histopatologi untuk mengungkapkan penyebab kematian,” jelas pihak RASI dalam keterangan resmi mereka.
Fakta Si Pesut Tua
Hasil pemeriksaan awal mengungkap beberapa fakta menarik tentang Pesut Mahakam yang ditemukan mati ini:
1. Berjenis kelamin jantan
2. Berusia di atas 35 tahun (tergolong tua untuk ukuran Pesut Mahakam)
3. Gigi sudah habis terkikis, menandakan usia lanjut
4. Panjang tubuh mencapai 2,16 meter
Pesut Mahakam: Si Maskot Kaltim yang Terancam Punah
Sahabat Sekaltim, tahukah kalian bahwa Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah maskot resmi Provinsi Kalimantan Timur? Yup, satwa unik ini telah menjadi ikon dan daya tarik wisata Kaltim sejak lama. Bahkan, bagi sebagian masyarakat lokal, Pesut Mahakam dianggap sebagai legenda yang sangat dihormati.
Namun, fakta miris mengintai di balik keunikan Pesut Mahakam. Sejak tahun 2000, populasi Pesut Mahakam telah masuk dalam kategori Critically Endangered atau Kritis menurut IUCN Red List. Artinya, satwa ini berada di ambang kepunahan!
Data Populasi Pesut Mahakam
Berdasarkan newsletter Yayasan RASI tahun 2023, terjadi sedikit peningkatan populasi Pesut Mahakam:
– Tahun 2022: 62 ekor
– Tahun 2023: Diperkirakan sekitar 67 ekor (bertambah 5 bayi baru)
Meski ada sedikit kenaikan, jumlah ini tetap sangat rentan dan jauh dari aman. Setiap kematian Pesut Mahakam bisa berdampak besar pada kelangsungan populasinya.
Mengapa Pesut Mahakam Begitu Penting?
Dalam buku digital berjudul “Pesut Mahakam, Profil, Peluang Kepunahan dan Upaya Konservasinya” tahun 2016 yang ditulis dan disusun Ivan Yusfi Noor (Penerbit Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), dijelaskan bahwa Pesut mahakam (Orcaella brevirostris) adalah satwa identitas (maskot) Kalimantan Timur yang menjadi ikon dan daya tarik wisata Kaltim.
Bagi sebagian masyarakat Kalimantan Timur, khususnya yang tinggal di sepanjang Sungai Mahakam, pesut mahakam adalah sebuah legenda sehingga mereka begitu menghormati satwaliar ini.
Dalam kehidupan nyata, keberadaan pesut mahakam ternyata juga berguna bagi nelayan dalam menentukan lokasi dan waktu untuk mencari ikan.
Secara ekologis, pesut mahakam juga dapat berperan sebagai indikator bagi kualitas lingkungan hidup.
Nah, jika diringkas, ada sejumlah fungsi dan peran pesut mahakam dalam komunitas perairan sungai di Kaltim.
1. Indikator Kualitas Lingkungan
Keberadaan Pesut Mahakam menjadi penanda kualitas ekosistem sungai. Hilangnya pesut dari suatu area sering kali menandakan adanya masalah lingkungan serius, seperti pendangkalan atau pencemaran.
2. Pemandu Alami bagi Nelayan
Bagi nelayan lokal, Pesut Mahakam membantu menentukan lokasi dan waktu yang tepat untuk mencari ikan. Kehadirannya sering dikaitkan dengan area yang kaya akan ikan.
3. Warisan Budaya
Pesut Mahakam telah menjadi bagian integral dari budaya dan folklore masyarakat Kalimantan Timur, khususnya yang tinggal di sepanjang Sungai Mahakam.
4. Daya Tarik Ekowisata
Sebagai maskot Kaltim, Pesut Mahakam berpotensi menjadi magnet wisata yang unik, mendorong pengembangan ekowisata berkelanjutan di wilayah tersebut.
Upaya Konservasi yang Telah Dilakukan
Pemerintah Indonesia telah lama menyadari pentingnya melindungi Pesut Mahakam:
– Tahun 1975: Ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi melalui Keputusan Menteri Pertanian No.45/Kpts/Um/1/1975
– Tahun 1989: Ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Kalimantan Timur oleh Gubernur Kaltim
– Tahun 1990: Status perlindungan diperkuat melalui UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
– Tahun 1999: Perlindungan kembali ditegaskan dalam PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
Tantangan dan Ancaman
Meski sudah dilindungi, Pesut Mahakam masih menghadapi berbagai ancaman:
1. Penyusutan Habitat
Sejak 2009, terjadi perubahan signifikan pada habitat inti Pesut Mahakam. Area Muara Pahu–Penyinggahan yang dulunya menjadi pusat konsentrasi pesut kini telah ditinggalkan. Pesut berpindah ke hilir, tepatnya ke daerah Muara Muntai, dengan habitat inti yang tersisa hanya di Pela–Muara Kaman.
2. Pencemaran Sungai
Aktivitas industri, pertambangan, dan pemukiman di sepanjang Sungai Mahakam berkontribusi pada pencemaran air yang mengancam kesehatan dan ketersediaan makanan Pesut Mahakam.
3. Konflik dengan Aktivitas Manusia
Lalu lintas kapal yang padat dan aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan sering kali menjadi ancaman langsung bagi keselamatan Pesut Mahakam.
4. Perubahan Iklim
Perubahan pola cuaca dan suhu air dapat mempengaruhi siklus hidup dan ketersediaan makanan Pesut Mahakam.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Sahabat Sekaltim, nasib Pesut Mahakam ada di tangan kita! Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membantu melestarikan si maskot Kaltim ini:
1. Jaga Kebersihan Sungai
Mulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan. Ingat, sungai yang bersih = rumah yang nyaman buat Pesut Mahakam!
2. Edukasi dan Sosialisasi
Sebarkan awareness tentang pentingnya menjaga Pesut Mahakam dan habitatnya kepada keluarga, teman, dan komunitas kita.
3. Dukung Program Konservasi
Ikut berpartisipasi atau donasi untuk program-program konservasi Pesut Mahakam yang dijalankan oleh lembaga resmi seperti BKSDA atau Yayasan RASI.
4. Laporkan Jika Menemukan Pesut Terdampar
Jika menemukan Pesut Mahakam yang terdampar atau dalam kondisi berbahaya, segera laporkan ke pihak berwenang seperti BKSDA setempat.
5. Praktikkan Ekowisata yang Bertanggung Jawab
Jika berkunjung ke habitat Pesut Mahakam, pastikan untuk mematuhi aturan dan tidak mengganggu kehidupan alami mereka.
Momentum untuk Bergerak
Kematian seekor Pesut Mahakam di Samarinda ini harus menjadi wake-up call bagi kita semua. Ini bukan sekadar hilangnya satu individu, tapi peringatan akan ancaman kepunahan yang semakin nyata.
Pesut Mahakam bukan hanya maskot atau ikon wisata. Ia adalah warisan alam yang tak ternilai, penghubung antara manusia dan ekosistem sungai, serta pengingat akan pentingnya keseimbangan alam. Nasibnya kini ada di tangan kita.
Mari bersama-sama menjaga Sungai Mahakam dan seisinya. Dengan melindungi Pesut Mahakam, kita tidak hanya menyelamatkan satu spesies, tapi juga menjaga kelangsungan ekosistem sungai yang menjadi urat nadi kehidupan di Kalimantan Timur.
Sobat Sungai Mahakam, aksi nyata dimulai dari diri kita sendiri. Mulai dari hal kecil, bersama kita bisa membuat perubahan besar. Demi Pesut Mahakam, demi Kaltim, demi masa depan kita bersama! (*)