Samarinda, Sekaltim.co – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan efisiensi investasi yang menggembirakan dengan nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sebesar 2,58 pada tahun 2023, jauh lebih efisien dibandingkan angka nasional yang mencapai 6,73.
Temuan ini terungkap dalam paparan hasil kajian Parameter ICOR Kalimantan Timur 2019-2023 yang digelar di Hotel Mercure Samarinda, Rabu 18 Desember 2024, kemarin.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Provinsi Kalimantan Timur, Wahyu Gatut Purboyo, dalam pembukaannya menjelaskan bahwa nilai ICOR 2,58 mengindikasikan dibutuhkannya tambahan investasi sebesar 2,58 unit untuk menghasilkan pertambahan satu unit output dalam perekonomian Kaltim.
“Sektor-sektor dengan ICOR efisien di bawah 5 meliputi perikanan, pertambangan, industri alat angkutan, industri pengolahan lainnya, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, transportasi, pergudangan dan komunikasi, serta jasa lainnya,” papar Wahyu di hadapan para pemangku kepentingan yang hadir.
ICOR sendiri merupakan indikator yang menunjukkan besarnya tambahan kapital yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit output dalam perekonomian suatu wilayah.
Dalam standar penilaiannya, ICOR kurang dari 3 dikategorikan sangat efisien, antara 3 hingga 5 tergolong efisien, lebih dari 5 kurang efisien, sementara nilai negatif dapat diabaikan.
Kegiatan expose yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, antara lain Kepala BPS Kaltim, BRIDA Kaltim, DPMPTSP, dan unsur Bidang Perencana Bappeda Kaltim ini bertujuan mengumpulkan masukan dan saran terkait investasi dan bisnis.
Hasil diskusi akan menjadi dasar penyempurnaan kajian parameter ICOR Kalimantan Timur periode 2019-2023.
Kajian ICOR memiliki nilai strategis dalam perencanaan pembangunan Kalimantan Timur.
Instrumen ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi sektor prioritas investasi, mengukur target pertumbuhan ekonomi, serta merumuskan strategi transformasi ekonomi, khususnya dalam pengembangan sektor-sektor potensial di luar pertambangan.
Signifikansi kajian ICOR semakin meningkat mengingat perannya dalam mendorong pertumbuhan investasi dan ekonomi daerah.
Melalui analisis mendalam terhadap faktor-faktor penyebab tingginya angka ICOR di sektor tertentu, diharapkan dapat dirumuskan rekomendasi kebijakan yang tepat untuk mendorong investasi yang berujung pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata.
Efisiensi investasi yang ditunjukkan oleh nilai ICOR Kaltim yang rendah memberikan sinyal positif bagi iklim investasi daerah.
Hal ini menjadi modal penting bagi Kalimantan Timur dalam menghadapi transformasi ekonomi, terutama dalam upaya diversifikasi ekonomi di luar sektor pertambangan.
Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap parameter ICOR, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dapat merancang kebijakan yang lebih terarah dalam mendorong investasi di sektor-sektor prioritas, sekaligus memastikan efisiensi penggunaan modal dalam pembangunan ekonomi daerah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Kalimantan Timur. (*)