SEKALTIM.CO – Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo alias Jokowi serius mengatasi tingginya laju inflasi belakangan ini. Makanya, segudang strategi jitu kini dilancarkan untuk mengikis habis-habisan inflasi yang merugikan rakyat.
Dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2024 dan TPID Award di Istana Negara, Jumat 14 Juni 2024, Jokowi mengungkap sederet upaya pemerintah untuk mengatasi inflasi dari hulu hingga hilir. Kuncinya, memperkuat ketahanan pangan dengan sistem irigasi yang baik.
“Pokoknya, sekitar 20 ribuan pompa akan kita pasang di daerah-daerah yang produksi utamanya beras. Pompa ini untuk mengangkat air dari sungai ke sawah, baik sungai besar, sedang, maupun kecil. Manfaatkan air, jangan biarkan air terus masuk ke laut!” tegas Jokowi, seperti bisa disimak di siaran live Youtube Sekretariat Presiden, 14 Juni 2024.
Langkah ini diperkuat dengan instruksi Jokowi kepada Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR untuk berkoordinasi dengan TNI dan Kodam demi mempercepat pemasangan pompa-pompa tersebut.
“Pompa sebanyak 1.400 unit sudah dikirim ke Kodam Jawa Tengah. Nanti akan terus ditambah, terutama di daerah-daerah sentra produksi pertanian,” imbuh Jokowi.
Pasukan Pompa Pertahanan Ketahanan Pangan!
Mengapa pemerintah begitu memburu pemasangan pompa skala besar? Jokowi menjelaskan, ini demi mengantisipasi musim kemarau akibat El Nino yang diprediksi terjadi di sejumlah wilayah mulai Juli hingga Oktober mendatang.
“Jadi begitu kemarau, produksi tidak menurun karena sawah-sawah sudah disiram dengan pompa-pompa itu. Itu tujuannya,” terang Jokowi.
Selain itu, pemerintah juga sudah membangun puluhan waduk dan bendungan dalam 10 tahun terakhir. Tercatat, 61 waduk dan 43 bendungan telah selesai dibangun dan diresmikan.
“Tapi air itu juga harus diteruskan sampai ke sawah. Harus ada saluran primernya, irigasi sekunder, dan irigasi tersiernya sampai betul-betul ke sawah petani,” jelas Jokowi.
Harapannya, dengan sistem irigasi yang kian memadai, produksi pangan petani bisa ditingkatkan. Bahkan yang awalnya hanya sekali panen setahun bisa menjadi 3 kali panen, sehingga inflasi pun akan lebih terkendali.
Selain waduk yang sudah diresmikan, masih ada beberapa proyek waduk lain yang sedang dalam pengerjaan. Seperti Waduk Tiu Suntuk di NTB, Waduk Amameiroro di Sultra, dan Waduk Sepaku Semoi di Kaltim.
Maka, Jokowi meminta segenap jajaran pemerintah pusat hingga daerah mengerjakan tugas masing-masing secara terintegrasi untuk mengatasi persoalan ketahanan pangan dan inflasi.
Geber Teknologi Smart Agriculture!
Namun, upaya pemerintah tak berhenti di situ saja. Di era digital seperti sekarang, Jokowi mendorong penerapan smart agriculture atau sistem pertanian pintar di daerah-daerah.
“Era teknologi ini, kita harus bisa mengupgrade sistem pertanian kita jadi Smart Agriculture. Terutama untuk produk unggulan di daerah masing-masing,” paparnya.
Jokowi meminta agar daerah tak perlu meneliti ratusan komoditas sekaligus. Lakukan riset terfokus hanya pada 1-2 produk unggulan daerah saja.
“Teliti yang menjadi unggulan satu saja. Daerah kita kan panjang, setiap daerah punya unggulan masing-masing. Lakukan riset, buat percontohan. Kalau berhasil, kita copy dan replikasi,” demikian instruksi Jokowi.
Setelah itu, investasi pun harus diundang untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian. Sehingga, nilai tambah produk pertanian bisa berlipat ganda.
“Bangun juga sistem distribusi yang terintegrasi seperti yang sudah dilakukan RRT. Sistem distribusinya betul-betul terintegrasi,” imbuhnya.
Jokowi menegaskan, seluruh strategi ini tak akan berjalan maksimal tanpa koordinasi erat antara pemerintah pusat dan daerah. Maka, dia meminta seluruh pihak bersinergi kompak untuk mengamankan ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi.
“Saya kira kalau koordinasi pusat dan daerah bisa berjalan, kita bisa mengatasi masalah inflasi ini!” pungkas Jokowi penuh semangat.
Nah, dengan sederet langkah konkret mulai dari membangun pompa, waduk, hingga smart agriculture, membangun optimistisme inflasi bakal bisa diatasi. (*)