Kabupaten Bulungan Kaltara Fokus Desa Berkelanjutan, 10 Desa di Peso Jadi Wilayah Uji Coba Program Hijau

Sekaltim.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan resmi berkolaborasi dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Indonesia dan IPB University untuk mempercepat pembangunan hijau di wilayahnya. Kolaborasi ini diawali dengan peluncuran program di 10 desa di Kecamatan Peso sebagai kawasan uji coba, melalui pengembangan pusat pelatihan serta pendampingan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Bupati Bulungan, Syarwani, menegaskan bahwa 10 desa tersebut akan menjadi model percepatan pembangunan terpadu yang tidak hanya fokus pada kelestarian lingkungan, tetapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Kami targetkan desa-desa ini menjadi kawasan cepat tumbuh, terpadu, dan menjadi pusat pembelajaran bagi kabupaten lain dalam pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan,” ujar Syarwani dalam penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama di Jakarta, 19 November 2025.
Kerja sama ini mencakup berbagai bidang, mulai dari pengelolaan keanekaragaman hayati, pengembangan pertanian, perkebunan, perikanan berkelanjutan, hingga penguatan kelembagaan dan pendokumentasian praktik baik di forum ilmiah nasional maupun internasional. Menurut Syarwani, kesepakatan tersebut sejalan dengan RPJMD Bulungan yang menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai pilar utama.
Ia menjelaskan bahwa Pemkab Bulungan telah menjalankan skema transfer anggaran berbasis ekologi melalui dua jalur, yakni Dana Desa sebesar 10 persen serta alokasi APBD melalui program Bulungan Hijau. “Tahun lalu, salah satu desa uji coba berhasil memperoleh dana hingga 400 juta rupiah dari APBD. Tahun ini kami alokasikan Rp7 miliar untuk Bulungan Hijau, dan tahun depan meningkat menjadi Rp8 miliar,” jelasnya.
Kepala Tani dan Nelayan Center IPB University, Hermanu Triwidodo, mengapresiasi langkah Bulungan dan berharap kerja sama ini melahirkan teknologi serta inovasi khas setiap desa. Sementara itu, Direktur Program Terestrial YKAN, Ruslandi, menyebut pendampingan di Bulungan sudah berlangsung sejak 2022 melalui pendekatan SIGAP yang menguatkan peran warga dalam perlindungan hutan.
Ia juga menyoroti hadirnya Integrated Area Development (IAD) Lanskap Kayan pada 2023 sebagai kawasan perhutanan sosial terpadu yang memungkinkan masyarakat mengembangkan komoditas lestari. Nota Kesepahaman ini berlaku selama lima tahun dan menjadi bukti komitmen bersama untuk mendorong Indonesia Lestari bagi generasi mendatang. (*)









