Kaltim Alami Deflasi 0,05% pada Juni 2024 Selaras Dengan Tren Nasional
Samarinda, SEKALTIM.CO – Kalimantan Timur (Kaltim) di penghujung semester I 2024, mengalami deflasi sebesar 0,05% pada Juni 2024. Fenomena ini selaras dengan tren inflasi yang umumnya terjadi di berbagai daerah Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim merilis data terbaru terkait perubahan harga konsumen di wilayah tersebut.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, dalam konferensi pers virtual pada Senin 1 Juli 2024, mengungkapkan sejumlah fakta menarik seputar deflasi yang terjadi di provinsi tersebut.
Deflasi Kaltim vs Deflasi Nasional
Menariknya, deflasi yang terjadi di Kaltim sejalan dengan tren nasional. Secara nasional, Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,08% pada Juni 2024. Sementara itu, Kaltim mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,05% jika dibandingkan dengan Mei 2024.
“Pada bulan Juni tahun 2024 terhadap Mei tahun 2024 tercatat juga mengalami deflasi yaitu penurunan indeks harga sebesar 0,05%,” ungkap Yusniar Juliana dalam rilis Inflasi, Ekspor-Impor, NTP, Pariwisata, Transportasi, Kemiskinan, & Ketimpangan, Senin 1 Juli 2024 melalui kanal Youtube BPS Kaltim.
Namun, jika dilihat dari inflasi year-on-year (YoY), Kaltim masih mencatat angka positif. Perbandingan indeks Juni 2024 terhadap Juni 2023 menunjukkan inflasi sebesar 2,99%. Adapun inflasi tahun kalender (Januari-Juni 2024) tercatat sebesar 1,70%.
Penyebab Utama Deflasi
Yusniar Juliana menjelaskan bahwa deflasi di Kaltim disebabkan oleh penurunan harga pada beberapa kelompok pengeluaran.
Berikut rinciannya:
1. Makanan, Minuman, dan Tembakau
Kelompok ini menjadi penyumbang terbesar deflasi dengan penurunan harga sebesar 0,18% dan andil deflasi 0,05%. Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain beras, tomat, bawang merah, ikan tongkol, ikan layang, dan telur ayam ras.
2. Pakaian dan Alas Kaki
Deflasi sebesar 0,59% dengan andil 0,03%.
3. Transportasi
Mengalami penurunan harga sebesar 0,08% dengan andil 0,01%. Salah satu penyebabnya adalah penurunan tarif angkutan udara.
Inflasi di Tengah Deflasi
Meski secara umum mengalami deflasi, beberapa kelompok pengeluaran justru mencatat inflasi. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami kenaikan harga sebesar 0,51% dengan andil 0,03%.
Komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi ini antara lain sabun mandi dan emas perhiasan.
Inflasi Year-on-Year: Gambaran Lebih Luas
Meski Juni 2024 mengalami deflasi, secara year-on-year Kaltim masih mencatat inflasi sebesar 2,99%. Tiga kelompok penyumbang utama inflasi YoY adalah:
1. Makanan, Minuman, dan Tembakau: inflasi 6,54%, andil 1,90%
2. Transportasi: inflasi 2,90%, andil 0,39%
3. Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya: inflasi 4%, andil 0,25%
Komoditas yang menyumbang inflasi YoY antara lain beras, rokok kretek mesin, tomat, jagung manis, dan gula pasir.
Variasi Antarwilayah
Yusniar Juliana juga memaparkan variasi inflasi di berbagai wilayah Kaltim:
1. Inflasi YoY tertinggi: Kabupaten Berau (3,67%)
2. Inflasi YoY terendah: Kabupaten Penajam Paser Utara (2,36%)
3. Satu-satunya wilayah yang mengalami inflasi bulan ke bulan: Kota Balikpapan (0,07%)
4. Deflasi terdalam: Kabupaten Penajam Paser Utara (0,20%)
“Jika dirinci Menurut wilayah cakupan indeks harga konsumen (IHK) maka pada bulan Juni 2024 ini tercatat bahwa tingkat inflasi secara y on y tertinggi ini terjadi di Kabupaten Berau dengan inflasi sebesar 3,67% dan terendah terjadi di Kabupaten penajam Paser Utara sebesar 2,36%,” ungkap Yusniar Juliana. (*)