Konsumsi BBM di Kaltim Melonjak Jelang Operasional IKN, Investasi SPBU Jadi Peluang
Balikpapan, SEKALTIM.CO – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) telah memicu peningkatan signifikan dalam konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di provinsi tersebut.
PT Pertamina Patra Niaga, sebagai penyedia utama BBM di Indonesia, memperkirakan lonjakan konsumsi ini akan terus berlanjut seiring dengan perkembangan proyek IKN.
Fenomena ini tidak hanya membawa tantangan logistik namun juga membuka peluang investasi besar di sektor Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Arya Yusa Dwicandara, Area Manager Communication Relations & CSR Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga, mengungkapkan dalam wawancara pada Rabu 17 Juli 2024, “Pembangunan IKN telah mendorong peningkatan konsumsi BBM sebesar 10 persen, mencakup Pertamax dan bahan bakar lainnya. Pertumbuhan ini merupakan konsekuensi langsung dari bertambahnya jumlah penduduk akibat arus pendatang ke wilayah IKN dan sekitarnya.”
Dampak paling signifikan terlihat di dua kota utama penyangga IKN, yaitu Balikpapan dan Samarinda. Kedua kota ini mengalami lonjakan permintaan BBM yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Jika situasi ini tidak diantisipasi dengan penambahan kuota dan investasi di bidang SPBU, warga Kaltim sangat mungkin akan menyaksikan antrean panjang kendaraan saat pengisian bahan bakar.
Terutama ketika IKN mulai beroperasi penuh.
“Jika IKN beroperasi tapi kota penyangga belum siap, bisa dibayangkan, antrean SPBU akan semakin memanjang,” tambah Dwicandara.
Menyikapi kondisi ini, PT Pertamina Patra Niaga mengambil langkah proaktif dengan mengajak para investor tanah air untuk menanamkan modal dalam pembangunan SPBU baru.
“Perseroan mengharap dukungan lembaga-lembaga penyalur di kedua kota itu untuk berinvestasi,” tambahnya.
Target utama adalah enam wilayah aglomerasi kabupaten-kota yang menjadi daerah mitra IKN. Langkah ini diharapkan dapat mengantisipasi lonjakan permintaan BBM di masa mendatang.
“Kami membuka peluang investasi SPBU dengan nilai lebih dari Rp5 miliar per unit. Selain itu, untuk skala yang lebih kecil, kami juga menawarkan investasi Pertashop dengan kisaran Rp350 juta hingga Rp700 juta,” jelas Dwicandara.
Ia menekankan bahwa investasi ini bukan hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga crucial dalam mendukung kelancaran operasional IKN.
Sementara menunggu respons dari calon investor, Pertamina Patra Niaga fokus pada penguatan infrastruktur SPBU yang sudah ada. Upaya ini meliputi peningkatan kapasitas penyimpanan, optimalisasi sistem distribusi, dan peningkatan efisiensi layanan.
Tidak hanya BBM untuk kendaraan darat, konsumsi avtur untuk pesawat terbang juga mengalami kenaikan signifikan.
Di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, tercatat peningkatan konsumsi avtur sekitar 16 persen dibandingkan tahun 2023.
Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya frekuensi penerbangan ke dan dari Kalimantan Timur.
Menanggapi kebutuhan avtur yang meningkat, Pertamina Patra Niaga sedang membangun Aviation Fuel Terminal.
“Fasilitas ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pesawat di Bandara VVIP atau Nusantara Airport IKN. Kami berharap ketika bandara tersebut beroperasi, kami sudah siap menyuplai avtur di sana,” ujar Dwicandara.
Peningkatan konsumsi BBM ini juga membawa tantangan lingkungan. Pemerintah daerah dan Pertamina dituntut untuk menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan energi dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
Inisiatif untuk mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan kendaraan listrik menjadi bagian integral dari strategi jangka panjang. (*)