Mahakam Ulu, SEKALTIM.CO – Hai, Sobat Sekaltim, kali ini kita akan mengenal sebuah upacara adat yang sangat keren dan menarik dari pelosok Kalimantan Timur. Yuk, simak baik-baik!
Pada Sabtu 15 Juni 2024 lalu, Kampung Long Tuyoq di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, menggelar upacara adat Bekot Adat Ne’Laam dan Nemlaai. Gelaran upacara adat ini dalam rangka memperingati Hari Jadi Kampung yang ke-120 tahun. Seru banget kan?
Upacara adat Ne’Laam dan Nemlaai ini merupakan sebuah tradisi luhur yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Kampung Long Tuyoq. Tradisi ini dijaga dengan baik sebagai warisan leluhur mereka. Upacara adat Ne’Laam dan Nemlaai yang rutin digelar setiap lima tahun sekali oleh Masyarakat adat suku Dayak di Kampung Long Tuyoq.
Dalam upacara adat yang meriah ini, anak-anak dan remaja dari Sanggar Tari “Bataang Pangiraan” SDN 003 Long Tuyoq dipercaya untuk membawakan tarian penyambutan. Keren banget ya ada penampilan tari tradisional dari generasi muda!
Nah, perayaan hari jadi kampung beserta upacara adat ini bakalan berlangsung selama seminggu penuh lho, dari tanggal 16 Juni hingga 22 Juni 2024.
Upacara adat Ne’Laam dilaksanakan dari 16-18 Juni di rumah masing-masing peserta, sementara Upacara Adat Nemlaai dilaksanakan dari 19-21 Juni di Amin Mesaat Kampung Long Tuyoq atau Amin Ayaaq Long Gelaat.
Seru banget ya upacara adatnya dirayakan sampai seminggu penuh! Pasti bakal semakin meriah dan memunculkan rasa kebersamaan yang kuat di antara warga kampung.
Dalam acara pembukaan, Sekretaris Daerah Kabupaten Mahakam Ulu, Stephanus Madang, hadir mewakili Bupati Bonifasius Belawan Geh.
Dalam sambutannya, Stephanus berharap upacara adat ini terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda agar identitas dan jati diri masyarakat adat Long Tuyoq tidak akan terlupakan oleh perkembangan zaman.
“Saya memiliki harapan besar agar upacara ini terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda. Dengan begitu, identitas dan jati diri kita sebagai masyarakat adat Long Tuyoq akan tetap terjaga dan tidak akan terlupakan oleh perkembangan zaman,” ujar Stephanus membacakan sambutan Bupati.
Selain itu, Stephanus juga berharap upacara adat Ne’Laam dan Nemlaai ini dapat membawa semangat gotong royong dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari warga.
Ia juga berharap momentum perayaan ini dapat menarik banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar daerah, sehingga potensi ekonomi dalam sektor pariwisata dan kerajinan tangan dapat berkembang dan terekspos.
Wah, keren banget ya upacara adat ini! Selain menjaga kelestarian budaya, acara ini juga diharapkan dapat mendongkrak pariwisata dan ekonomi kreatif di Kampung Long Tuyoq.
Sekda Mahulu pun mengimbau langsung kepada Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Mahulu untuk melakukan inventarisasi dan dokumentasi menyeluruh terhadap seluruh upacara adat serta tradisi budaya lainnya yang ada di 50 kampung di wilayah Mahulu.
Dokumentasi ini penting sebagai referensi bagi generasi mendatang dan juga sebagai materi promosi pariwisata budaya.
“Tolong diidentifikasi dan dikembangkan destinasi wisata unggulan yang berkaitan dengan upacara adat ini. Pastikan fasilitas dan infrastruktur pendukungnya, sehingga kegiatan upacara adat seperti ini dapat dijadikan atraksi wisata utama yang menarik daya tarik wisatawan lokal maupun internasional,” himbaunya.
Selain menunjukkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat adat Dayak di Kalimantan Timur, acara ini juga berpotensi mengangkat pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
Upacara adat yang sangat istimewa ini tentu harus terus dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman. Pemerintah daerah pun sepertinya sangat mendukung pelestarian dan pengembangan potensi pariwisata di balik upacara adat ini.
Semoga upacara adat Ne’Laam dan Nemlaai dapat terus berlangsung dan semakin dikenal luas, baik di dalam maupun luar negeri sekaligus melestarikan budaya Indonesia yang sangat kaya dan beragam ini! (*)