ANEKASamarinda

Pameran Kebudayaan Bilah Nusantara 2025 Digelar di Museum Samarinda, Mandau Go to UNESCO

Samarinda, Sekaltim.co – Pameran Kebudayaan Bilah Nusantara 2025 bakal digelar di Museum Samarinda akhir pekan awal Desember 2025. Pameran kebudayaan ini menjadi upaya pelestarian budaya.

Gelaran Pameran Kebudayaan Bilah Nusantara 2025 diselenggarakan oleh Sanggar Seni dan Budaya Panji Keroan Koetai Bersatoe (PKKB) bersama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV Kaltim–Kaltara.

Acara ini berlangsung pada Jumat-Minggu 5–7 Desember 2025, pukul 09.00–21.00 WITA di Museum Samarinda, menghadirkan ragam seni bilah, pusaka, hingga diskusi warisan leluhur dengan format yang terbuka untuk publik.

Mengusung tema “Menempa Tradisi dan Melestarikan Jati Diri”, pameran ini mempertemukan puluhan komunitas bilah, kolektor, budayawan, pengrajin, dan pelestari tradisi dari berbagai daerah di Kalimantan dan Nusantara. Kehadirannya disebut-sebut sebagai salah satu pagelaran bilah terbesar yang pernah digelar di Kalimantan Timur.

Beragam kegiatan budaya disiapkan untuk memanjakan pengunjung dan menghidupkan kembali semangat tradisi.

Di antaranya: Pelas Pusaka, Pameran Pusaka, Tournament Sumpit, Tournament Ketapel, Tournament Cutting Blades, permainan tradisional, musik Tingkilan, musik Sape, tari kreasi daerah, seminar Mandau Menuju WBTB UNESCO, diskusi komunitas, serta booth UMKM kerajinan lokal.

Tak hanya menampilkan koleksi pusaka dan seni tradisional, acara ini juga menjadi ruang interaksi lintas komunitas untuk bertukar pengetahuan, memperkuat jaringan, dan memperbarui strategi pelestarian budaya di Indonesia, khususnya Kalimantan Timur.

Salah satu agenda penting dalam pameran ini adalah dukungan terhadap kampanye “Mandau Goes to UNESCO”, yakni pengajuan Mandau sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (WBTB).

Pameran ini bukan hanya festival hiburan, melainkan bagian dari gerakan budaya yang lebih besar. Selama ini PKKB aktif dalam mendokumentasikan seni bilah, melatih generasi muda, menampilkan kesenian Kutai, dan memperkuat kearifan lokal.

Ketua sekaligus pembina PKKB, Awang Irwan Setiawan, dalam keterangan tertulis, Rabu 3 Desember 2025 menyampaikan bahwa acara ini menjadi momentum penting untuk memperluas kesadaran publik atas nilai filosofis, sejarah, dan jati diri Mandau sebagai identitas bangsa.

“Pameran Bilah Nusantara bukan hanya festival, tetapi gerakan besar untuk merawat marwah, pusaka, dan jati diri leluhur. Mandau adalah identitas. Melalui acara ini kami memperkuat langkah menuju pengakuan UNESCO,” tegasnya.

Pameran Kebudayaan Bilah Nusantara 2025 diharapkan dapat menarik perhatian publik, menghidupkan ekosistem seni bilah, serta memperkuat posisi Kalimantan sebagai rumah tradisi yang memiliki kontribusi besar terhadap kekayaan budaya Indonesia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button