Mahakam Ulu, SEKALTIM.CO – Pada hari keenam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) pasca kecelakaan kapal di Sungai Mahakam, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur (Kaltim), terdapat perkembangan signifikan. Operasi yang berlangsung pada Selasa 5 Desember 2023 ini melibatkan Tim SAR Gabungan yang terdiri dari berbagai instansi untuk menemukan dua penumpang yang masih hilang.
Temuan Korban
Dari laporan Unit SAR Samarinda, pada pukul 08.15 Wita, tim mendapatkan informasi bahwa salah satu korban telah ditemukan dengan koordinat 0° 1′ 18,54″N – 115° 31′ 54, 28” E. Jarak temuan korban dari lokasi kecelakaan adalah 14.4 Nm (26.5 Km), atau 0.1 Nm (200m) dari Posko SAR, arah ilir Kampung Kelian Luar. Tim SAR Gabungan segera melakukan evakuasi korban dan membawanya ke dermaga Long Iram Seberang.
“Jarak dari LKP 14.4 Nm (26.5 Km) atau dari Posko SAR 0.1 Nm (200m) arah ilir Kampung Kelian Luar dan Tim SAR Gabungan melakukan evakuasi korban dibawa ke dermaga Long Iram Seberang, selanjutnya korban dibawa ke RSUD Harapan Insan Sendawar menggunakan unit ambulance Dokkes Polres Kubar,” demikian keterangan tertulis Tim SAR, Selasa 5 Desember 2023.
Proses Evakuasi dan Penanganan Medis
Dari dermaga, korban langsung diangkut menggunakan unit ambulance Dokkes Polres Kubar menuju RSUD Harapan Insan Sendawar. Proses ini dilakukan dengan koordinasi yang baik antara tim SAR Gabungan dan pihak terkait. Evakuasi ini merupakan langkah kritis dalam memastikan keselamatan korban dan mendapatkan perawatan medis sesegera mungkin.
Pencarian Lanjutan
Meskipun satu korban telah ditemukan, Tim SAR Gabungan tidak mengurangi intensitas pencarian. Operasi masih terus dilanjutkan dengan fokus pada dua penumpang lain yang masih hilang. Tim SAR bergerak menuju arah Hulu dan Ilir dari Posko SAR, menghadapi kendala seperti kondisi cuaca mendung dan arus deras sungai.
Kendala dan Peningkatan Radius Pencarian
Dalam laporan operasi sebelumnya, pada OPS SAR H+5, tercatat bahwa meskipun tim telah melibatkan upaya maksimal dengan penambahan radius pencarian hingga 20 Nm, hasilnya masih nihil. Kendala utama yang dihadapi adalah komunikasi yang terbatas dan arus deras sungai.
Kegiatan Pencarian H+5
Pada Senin, 4 Desember 2023, Tim SAR Gabungan melanjutkan pencarian dengan menyusuri area sekitar LKP (Lokasi Kejadian Perkara) Memahak Teboq. Berbagai tim dari BPBD Kubar, Basarnas, Babinsa, dan tim penyisiran lainnya terlibat dalam upaya mencari dua penumpang yang masih hilang.
Kesiapan Lanjutan
Meskipun hasil pencarian sebelumnya nihil, Tim SAR Gabungan tetap melakukan debriefing dan tetap standby untuk melanjutkan operasi. Kendala komunikasi dan arus deras sungai menjadi tantangan, namun semangat dan kesiapan tim tetap tinggi.
Diketahui sebelumnya, pada hari Rabu 29 November 2023 pukul 12:50 WIB lalu, sebuah kapal cepat yang membawa 19 penumpang mengalami kecelakaan dan tenggelam di Sungai Mahakam, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Saat kejadian, 17 penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat, sementara dua orang lainnya dinyatakan hilang.
Kronologi Kecelakaan
Menurut Kepala Bagian Operasi Basarnas Balikpapan, Basri, kecelakaan terjadi ketika kapal cepat memasuki Desa Mamahaq Teboq. Pada saat itu, kapal mengalami kerusakan akibat terkena gelombang tinggi. Dua penumpang yang dinyatakan hilang adalah Edo (27) dan Celica (1).
Tanggap Darurat dan Evakuasi
Setelah kejadian, tim SAR segera menuju lokasi insiden, sementara BPBD setempat dan masyarakat turut serta dalam pencarian. Basri menambahkan bahwa lokasi tenggelamnya kapal berada di Sungai Mahakam, yang memiliki arus yang cukup kencang, menjadi hambatan bagi tim dalam melaksanakan pencarian.
Pencarian dan Rencana Selanjutnya
Saat ini, pencarian masih terus dilakukan dengan dukungan penuh dari tim SAR, BPBD, dan masyarakat setempat. Upaya untuk menemukan dua penumpang yang masih hilang tetap berlanjut, dengan harapan dapat memberikan kepastian kepada keluarga korban.
Kesadaran akan Keamanan Perjalanan Laut
Kecelakaan ini menyoroti pentingnya kesadaran akan keamanan perjalanan laut. Dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu, perjalanan laut dapat menjadi risiko yang perlu diantisipasi dengan baik.
Kapten Infanteri Rahman Sahanung Danramil Long Bagun yang menjadi korban selamat sebagai penumpang dalam laka air itu, mengatakan kecelakaan itu terjadi bukan karena menabrak benda keras di permukaan air Sungai Mahakam.
Menurut Kapten Infanteri Rahman Sahanung, kecelakaan terjadi karena kapal dalam kondisi oleng yang diteruskan dengan kecepatan tinggi. Akibatnya badan perahu terbalik.
Kapten Infanteri Rahman Sahanung juga menyatakan bahwa penyebab lainnya adalah perahu mengalami over capacity atau kelebihan muatan.
“Selain itu, kelebihan kapasitas muatan, menjadi salah satu faktor penyebab laka air tersebut,” Jelas Rahmanto, Minggu 3 Desember 2023 kepada wartawan.
Kapten Infanteri Rahman Sahanung mengimbau kepada para pengusaha jasa transportasi air agar melengkapi fasilitas keselamatan. Antara lain berupa pelampung dan live jackets untuk penumpang.
“Tidak ditemukan sama sekali perlengkapan keamanan perjalanan air yang seharusnya wajib dimiliki di dalam speedboat itu,” ujar Kapten Infanteri Rahman Sahanung.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan perjalanan laut:
1. Pemeriksaan Rutin Kapal
Penting untuk melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap kondisi kapal. Hal ini mencakup pengecekan mesin, sistem navigasi, dan peralatan keselamatan laut. Dengan pemeriksaan yang berkala, potensi kerusakan dapat terdeteksi lebih awal.
2. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan
Para awak kapal dan penumpang perlu mendapatkan pendidikan dan pelatihan keselamatan laut secara berkala. Ini melibatkan pemahaman tentang prosedur evakuasi, penggunaan peralatan keselamatan, dan tindakan darurat lainnya. Dengan pengetahuan yang memadai, respons terhadap keadaan darurat dapat dilakukan secara efisien.
3. Pemantauan Cuaca dan Rute Perjalanan
Sebelum berlayar, pemantauan cuaca dan evaluasi rute perjalanan sangat penting. Keputusan untuk melanjutkan perjalanan atau menunda dapat diambil berdasarkan informasi cuaca terkini. Ini membantu menghindari kondisi cuaca ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan perjalanan.
4. Kerjasama dengan Otoritas Maritim
Kerjasama yang erat dengan otoritas maritim setempat juga sangat berarti. Melaporkan rute perjalanan, kondisi kapal, dan menerima panduan dari pihak berwenang dapat meminimalkan risiko kecelakaan.
Kesimpulan
Insiden kecelakaan kapal cepat di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, memang menyedihkan. Namun, melalui peningkatan kesadaran akan keamanan perjalanan laut, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. (*)