Program Kecakapan Hidup Dispora Kaltim, Membentuk Generasi Muda Siap Hadapi Era IKN
Samarinda, Sekaltim.co – Menghadapi era pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengambil langkah strategis dengan meluncurkan Program Pelatihan Kecakapan Hidup 2024. Program ini dirancang untuk mempersiapkan generasi muda Kaltim menghadapi persaingan di era IKN melalui pelatihan intensif berbagai keterampilan profesional.
Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi, mengungkapkan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan program Seminar Wirausaha Muda tahun sebelumnya. Tahun lalu, Dispora Kaltim fokus menyadarkan pentingnya modal usaha. Tahun ini, beralih ke pengembangan skill konkret yang dibutuhkan pasar. “Tahun ini kita gali dengan mereka punya skill, punya skill dulu nih. Pemuda kita mau bersaing, mau IKN (Ibu Kota Nusantara) tapi enggak punya skill. Kita adakan pelatihan skill,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Program pelatihan yang berlangsung selama lima hari ini mencakup tujuh bidang keterampilan: desain grafis, videografi, fotografi, barista, tata rias, tata busana, dan content creator. Setiap sesi pelatihan diikuti oleh 45 pemuda, dengan target total 3.500 peserta di tahun 2024.
“Pemuda kita akan bersaing di era IKN, tapi banyak yang belum punya skill memadai. Karena itu, kami menggandeng Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK) dan praktisi profesional yang bisa memberikan sertifikasi,” tambah Rusmulyadi.
Yang membedakan program ini dari tahun-tahun sebelumnya adalah fokusnya pada pemuda di daerah pedalaman. “Kami sudah menjangkau hingga perbatasan Kalimantan Timur dengan Kalimantan Barat, termasuk daerah-daerah terpencil di Mahulu. Pembangunan tidak boleh hanya terpusat di kota,” tegasnya.
Keunikan program ini terletak pada pendekatan yang komprehensif, dimana setiap peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan teknis, tetapi juga sertifikasi resmi yang diakui industri. “Sertifikasi ini penting sebagai bukti kompetensi mereka saat memasuki dunia kerja atau memulai usaha sendiri,” jelas Rusmulyadi.
Lebih jauh, program ini juga dirancang sebagai batu loncatan menuju pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di tahun 2025. “Setelah memiliki skill, mereka akan kami dorong membentuk KUBE. Melalui kelompok ini, kami bisa memberikan bantuan peralatan dan pendampingan lebih lanjut,” ungkapnya.
Dispora Kaltim juga menekankan pentingnya monitoring berkelanjutan. Rusmulyadi menyatakan, pihaknya tidak hanya memberikan pelatihan lalu melepas mereka. Ada sistem pengawasan dan pendampingan untuk memastikan skill yang didapat benar-benar bermanfaat.
“Pasti kami akan pantau terus. Jangan sampai mereka baru sebulan, tutup. Kita akan tetap motivasi, tetap akan kita pantau. Kan, pemerintah bertugas mengembangkan mereka. Mereka sudah berkembang, kita tetap kita awasi,” tegas Rusmulyadi.
Meski baru menjangkau sebagian kecil dari total 900.000 pemuda Kaltim, program ini diyakini memberikan dampak berarti bagi pembangunan SDM daerah. Menurut Rusmulyadi, hal ini terjadi karena terbatas anggaran. Meski begitu, pihaknya optimis program ini bisa menjadi katalis perubahan di masyarakat.
“Sementara yang bisa disentuh cuma lima ribu (pemuda), karena keterbatasan anggaran, ya. Kan, sayang sekali, nih, kita mengembangkan. Tapi memang kita harus satu juga, bahwa anggaran kita juga terbatas,” ungkapnya. (Adv/DisporaKaltim)