profil Prof Salim Said

  • Mengenang Jejak Langkah Prof Salim Said, Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

    SEKALTIM.CO – Prof. Salim Said, tokoh pers dan perfilman nasional, telah mengembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu 18 Mei 2024, pukul 19.33 WIB di usia 80 tahun. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Prof Salim Said sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

    Kabar duka tersebut disampaikan oleh istrinya, Herawaty, melalui pesan singkat kepada sejumlah awak media. “Telah meninggal dunia dengan tenang, Prof. Salim Said, pada hari ini, Sabtu, 18 Mei 2024, pukul 19.33 WIB. Prof Salim menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat dirawat di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Jenazah akan dibawa ke rumah duka, Griya Wartawan PWI,” demikian bunyi pesan singkat itu, seperti dikutip dari RRI.

    Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Redaksi Nomor 149, Kompleks Wartawan PWI, Cipinang, Jakarta Timur. Rencananya, Prof. Salim Said akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada Minggu siang 19 Mei 2024.

    Sejumlah Karya dan Kontribusi Prof. Salim Said

    Pria kelahiran Parepare, 10 November 1943 itu memiliki segudang pengalaman dan kontribusi di berbagai bidang. Selain dikenal sebagai ahli politik militer dan tokoh pers nasional, Prof. Salim Said juga merupakan tokoh penting dalam dunia perfilman Indonesia. Prof Salim Said diketahui melanjutkan pendidikan S3 dalam bidang ilmu politik di Ohio State di bawah bimbingan Bill Liddle.

    Salah satu jabatan tertingginya di bidang seni budaya adalah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada periode 1990-1996. Di luar negeri, Prof. Salim Said pernah bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko.

    Dalam dunia pendidikan, Prof. Salim Said aktif mengajar di sejumlah kampus bergengsi, seperti Sekolah Ilmu Sosial Jakarta dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Prof. Salim Said juga pernah menjadi dosen tamu di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia serta Thammasat University, Bangkok, Thailand.

    Prestasinya di bidang pendidikan turut diabadikan oleh Universitas Islam Indonesia (UII) yang memberi nama Salim Said Corner di perpustakaan pusat kampus tersebut. Ini merupakan penghargaan atas sumbangsihnya sebanyak 10.000 buku untuk perpustakaan UII.

    Dalam dunia jurnalistik, Prof Salim Said pernah menjadi redaktur di beberapa media, di antaranya Pelopor Baru, Angkatan Bersenjata, dan Majalah Tempo.

    Karya sastra Prof. Salim Said juga tersebar di beberapa media seperti Mimbar Indonesia, Bahasa dan Budaya, Horison, dan Budaya Jaya.

    Ucapan Duka dari Tokoh Nasional

    Sejumlah tokoh nasional turut menyampaikan ucapan duka cita atas kepergian Prof. Salim Said melalui media sosial. Salah satunya dari Aburizal Bakrie yang menuliskan, “Turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Prof. Dr. Salim Said. Beliau adalah penerima Penghargaan Achmad Bakrie 2018 bidang Pemikiran Sosial. Semoga almarhum husnul khatimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.”

    Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD juga mengungkapkan kenangan singkatnya berkenalan dengan Prof. Salim Said. “Sekelumit kenangan: Ketika Presiden Gus Dur meminta saya untuk menjadi Menteri Pertahanan, saya bilang tidak punya latar belakang studi dan pengalaman di bidang Pertahanan, TNI, dan Militer,” tulisnya.

    “Gus Dur kemudian menyebut beberapa nama yang juga ahli masalah ABRI (sekarang TNI). Nah, setelah dilantik sebagai Menhan, saya langsung mengundang satu persatu ke rumah beberapa ahli seperti Sayidiman Suryohadiprojo, Salim Said, dan Hasnan Habib untuk memberi kuliah singkat kepada saya,” lanjut Mahfud.

    Fadli Zon menuturkan kenangannya berinteraksi dengan Prof. Salim Said dalam berbagai forum diskusi dan seminar. “Sy kenal alm sejak 35 tahun lalu. Puluhan kali sama-sama di forum diskusi, seminar tentang politik, militer, sejarah, budaya, dan lain-lain,” ungkapnya.

    “Merasa kehilangan mendalam. Sosok intelektual budayawan yang tajam dan berpengetahuan luas. Selamat jalan Excellency Bang Salim,” tutup Fadli seraya mendoakan husnul khatimah untuk almarhum Prof. Salim Said. (*)

Back to top button