Lapas Narkotika Samarinda beri Pembinaan Madu Kelulut
Samarinda, SEKALTIM.CO – Lapas Narkotika Kelas IIA Samarinda tidak hanya menjadi tempat pembinaan bagi warga binaan dalam hal hukum. Akan tetapi, juga memberikan kesempatan bagi semua warga binaan untuk mengembangkan keterampilan produktifnya.
Salah satu inisiatif keterampilan yang berhasil dilaksanakan adalah program budidaya madu kelulut. Hal tersebut dibeberkan Kepala Lapas Kelas IIA Samarinda, Hidayat, saat memantau warga binaan yang melakukan proses panen, Kamis (25/1/2024).
“Jadi budidaya madu kelulut ini adalah salah satu pembinaan yang kami lakukan di Lapas Narkotika Samarinda,” ujarnya.
Madu kelulut, atau madu lebah kelulut, kini menjadi fokus dalam upaya pembinaan di Lapas yang terletak di daerah Bayur Kota Samarinda. Dengan memanfaatkan area di sekitar lingkungan lapas, warga binaan diberdayakan untuk menjadi peternak lebah kelulut yang menghasilkan madu berkualitas.
“Pendekatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi mereka secara finansial tetapi juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan sekitar,” terangnya.
Ia menuturkan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi pembinaan untuk benar-benar mempersiapkan warga binaan. Tujuan dari pembinaan ini, tidak lain supaya warga pembinaan mempunyai keterampilan dan kompetensi yang cukup untuk reintegrasi ke dalam masyarakat setelah masa hukuman selesai.
“Dengan melibatkan mereka dalam budidaya madu kelulut, diharapkan mereka dapat memiliki sumber penghasilan berkelanjutan setelah bebas nanti,” jelasnya.
Selain budidaya madu kelulut, pembinaan di Lapas Narkotika Samarinda mencakup aspek-aspek lainnya, sesuai kebutuhan pembinaan. Langkah ini dilakukan untuk menentukan jenis pembinaan yang dibutuhkan oleh setiap warga binaan.
“Bahkan, kerja sama juga dilakukan dengan pihak eksternal, baik dari instansi pemerintah, pemerhati, maupun komunitas yang peduli dengan lapas. Ini menjadi kunci keberhasilan program di Lapas Narkotika,” tegasnya.
Dengan adanya program ini, diharapkan warga binaan tidak hanya mendapatkan bekal keterampilan, tetapi juga semangat dan motivasi untuk menjalani kehidupan setelah bebas.
“Pembinaan yang holistik ini menjadi langkah positif dalam menciptakan warga binaan yang siap kembali berkontribusi pada masyarakat, pastinya dengan bertanggung jawab yang lebih baik,” tutupnya.