NEWS SEKALTIM

Di Unmul, Hetifah Tekankan Pentingnya Peningkatan Mutu Dosen Indonesia

SEKALTIM.CO – Upaya untuk meningkatkan mutu dosen kembali menjadi perhatian serius Pemerintah dan DPR RI. Hal ini mengemuka dalam Sosialisasi Sinergi Peningkatan Mutu Dosen yang digelar di Gedung Teater Fakultas MIPA Universitas Mulawarman (Unmul) yang dihadiri sekitar 100 dosen dari berbagai fakultas.

Bertempat di Gedung Teater Fakultas MIPA Unmul, Jumat pagi (5/12/2025) Kegiatan ini turut dihadiri langsung oleh Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Rektor Unmul Abdunnur, serta Direktur Sumber Daya Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek Sri Suning Kusumawardani.

Pada kesempatan itu, Hetifah Sjaifudian pun memberi apresiasi atas capaian akreditasi Unggul yang baru saja diraih oleh Universitas Mulawarman dari BAN-PT.

“Saya berharap predikat tersebut menjadi energi baru untuk meningkatkan kualitas pengajaran, riset, dan kontribusi perguruan tinggi bagi pembangunan daerah,” ujarnya.

Hetifah juga menegaskan bahwa dirinya menerima banyak keluhan dari dosen terkait administrasi, sertifikasi, kepastian hukum, hingga peningkatan kesejahteraan. Melalui forum tatap muka ini, ia berharap aspirasi tersebut dapat dihimpun secara langsung.

Dalam paparannya, Hetifah mengungkapkan sejumlah persoalan mendasar yang masih membelenggu tenaga pendidik di perguruan tinggi Indonesia. Salah satunya mengenai rasio dosen yang masih jauh dari ideal.

“Jumlah perguruan tinggi kita ada 4.395 dan mahasiswanya 9.992.473 orang. Sedangkan, dosennya hanya sekitar 351.205 orang. Beban kerjanya pasti luar biasa,” jelasnya.

Ia juga menyinggung ketimpangan kualitas dan kesejahteraan antardosen di PTN, PTS, maupun antarwilayah. Salah satu perhatian terbesar adalah rendahnya jumlah dosen bergelar doktor.

“Hanya seperempat dosen yang berpendidikan S3. Untuk saya ini tidak masuk akal. Karena dosen harus memiliki kualifikasi di atas mahasiswanya,” tuturnya.

Di sisi kesejahteraan, Hetifah mengungkap data bahwa ada sekitar 42 persen dosen di Indonesia masih bergaji di bawah Rp3 juta per bulan, sebagian bahkan di bawah UMR.

“Ini tidak masuk akal. Kesejahteraan dosen harus ditingkatkan agar pembelajaran makin ceria. Kalau dosennya tidak sejahtera pasti berpengaruh ke cara mengajar,” tegasnya.

Hetifah menjelaskan bahwa Komisi X DPR RI sedang memfinalisasi draft revisi Undang-Undang terkait Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). RUU ini akan menggabungkan UU Guru dan Dosen serta UU Pendidikan Tinggi dalam satu payung besar.

Fokus utamanya adalah memperkuat sistem peningkatan kualitas dosen di Indonesia, termasuk; tunjangan profesi minimal satu kali gaji pokok; tunjangan khusus bagi dosen di daerah khusus; penguatan peran pemerintah pusat dalam pengelolaan pendidik; serta bab khusus terkait dengan data pendidikan dan transformasi teknologi.

Hetifah juga menyoroti urgensi kurikulum berbasis teknologi dan AI agar perguruan tinggi tidak tertinggal dari kebutuhan dunia kerja.

“Saya selalu mengatakan ke mahasiswa agar tidak khawatir, AI tidak akan menggantikan peran manusia. Tapi kalau mahasiswa tidak menguasai teknologi, maka mereka-mereka dari perguruan tinggi lain yang menguasai skill penggunaan AI, pasti akan menggantikan kalian gitu,” paparnya.

Rektor Unmul Abdunnur dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa pencapaian akreditasi unggul merupakan hasil kerja bersama seluruh civitas akademika serta dukungan para pemangku kepentingan, termasuk Hetifah.

“Ibu Hetifah selama ini memberikan perhatian besar terhadap peningkatan kualitas perguruan tinggi di Kaltim,” bebernya.

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Dikti Sri Suning Kusumawardani menegaskan bahwa saat ini pemerintah tengah memperkuat skema peningkatan kapasitas dosen, baik soft skills maupun hard skills.

“Tata kelola kinerja dosen yang lebih terukur dan konstruktif itu sangat diperlukan agar peningkatan mutu berjalan berkelanjutan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button