Bentrok Mahasiswa vs Polisi di Patung Kuda, Demo BEM SI Evaluasi 10 Tahun Kepemimpinan Jokowi

Jakarta, SEKALTIM.CO – Aksi unjuk rasa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang bertajuk “Mengadili 10 Tahun Kepemimpinan Jokowi” berakhir bentrok mahasiswa vs polisi di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat pada Senin 22 Juli 2024, malam.

Bentrok mahasiswa vs polisi di Patung Kuda ini tak terelakkan, bahkan berujung pada penembakan water cannon untuk membubarkan massa aksi.

Demonstrasi yang awalnya berjalan damai mulai memanas menjelang malam hari. Koordinator Pusat BEM SI, Herianto, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan hasil dari rapat kerja nasional (rakernas) selama satu pekan di Semarang.

Para mahasiswa membawa 12 poin tuntutan sebagai evaluasi pemerintahan Presiden Joko Widodo yang telah berlangsung selama satu dekade.

“Kami memilih hari kerja agar gerakan ini benar-benar diperhatikan, bukan hanya oleh pemerintah, tetapi juga masyarakat,” ujar Herianto kepada wartawan di lokasi aksi.

Di antara tuntutan yang disuarakan, beberapa poin krusial mencakup:

1. Meminta Presiden Jokowi untuk tidak ikut campur dalam Pilkada 2024
2. Menolak kembalinya dwifungsi TNI-Polri demi demokrasi Indonesia
3. Mengesahkan UU Perampasan Aset dan RUU Masyarakat Adat
4. Mencabut UU Tapera dan merevisi pasal-pasal yang bermasalah
5. Mencabut dan merevisi Permendikbud Nomor 2 tahun 2024
6. Menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat dan menindak tegas pelaku represivitas kepolisian

Situasi mulai tegang ketika massa aksi menuntut untuk bertemu langsung dengan Presiden Jokowi atau perwakilannya.

“Kami ingin menyampaikan aspirasi. Kami akan tetap di sini sampai jam 10 malam nanti,” tegas Herianto dari atas mobil komando.

Pihak kepolisian berusaha menenangkan situasi dengan meminta massa kembali ke balik tembok pembatas.

“Menyampaikan aspirasi bukan berarti memaksakan aspirasi. Silakan kembali ke balik tembok sebagai tanda aksi ini damai,” imbauan polisi terdengar melalui pengeras suara.

Setelah jeda untuk salat Magrib, suasana kembali memanas. Beberapa demonstran mulai melemparkan botol dan kerikil ke arah barikade polisi.

Tindakan ini memicu respon tegas dari aparat keamanan yang kemudian menggunakan mobil water cannon untuk memukul mundur massa.

“Kami mengimbau agar massa aksi tertib membubarkan diri,” peringatan polisi terdengar berkali-kali, namun sebagian besar demonstran masih bertahan di lokasi.

Eskalasi konflik terjadi sekitar pukul 19.00 WIB ketika polisi mulai bergerak membubarkan aksi yang telah melewati batas waktu yang ditentukan.

Brimob dengan mengendarai motor sempat meletuskan petasan ke arah langit sebagai peringatan, sementara water cannon ditembakkan ke arah massa yang masih bertahan.

Meski awalnya tembakan water cannon tidak membuat para mahasiswa mundur, tekanan yang terus-menerus akhirnya memaksa mereka bergerak ke arah Bundaran HI.

Tak berselang lama, massa pun membubarkan diri dan meninggalkan kawasan Patung Kuda.

Pasca kejadian, lalu lintas di sekitar Jalan Medan Merdeka Barat arah Istana Negara masih ditutup untuk sementara waktu. Pihak berwenang meminta masyarakat untuk bersabar dan menggunakan rute alternatif. (*)

Exit mobile version