Jalan Longsor di Sangatta Bengalon Kutim Bikin Gubernur Kaltim Marah, Ultimatum KPC untuk Perbaiki

Sekaltim.co – Sebuah foto udara pada akun Instagram Pemprov Kaltim, Sabtu 6 September 2025, menunjukkan jalan longsor yang berlokasi di Kutim. Dalam caption pada gambar tersebut, tertulis Gubernur Kalimatan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud tampak sangat marah saat berada jalur Sangatta-Bengalon.
Sabtu siang, 6 September 2025, Gubernur Kaltim melintasi kawasan itu bersama rombongan Pemprov Kaltim setelah kunjungan kerja meninjau sejumlah lokasi di Sangatta dan void PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Setelah itu Gubernur mengemudikan sendiri kendaraan KT 1 melanjutkan perjalanan menuju Bengalon Wahau di Kutai Timur dan Tanjung Redeb di Kabupaten Berau.
Sekitar 30 menit, saat berada di Crossing 4 Sangatta-Bengalon, Sabtu siang, Gubernur Rudy menghentikan laju kendaraannya.
Gubernur melihat kondisi jalan longsor sangat berbahaya dan akan sangat merugikan masyarakat jika tidak segera dilakukan perbaikan dan pengalihan jalan baru.
Gubernur mengeluhkan beberapa titik pada jalur Sangatta-Bengalon sudah hampir putus.
“Saya lihat bukan rawan lagi, tapi sudah putus sepotong. Tinggal sepotong saja lagi jalannya,” kritik Gubernur dikutip dari laporan Adpimprov. “Bapak tahu dampak sosialnya kalau sampai jalan ini putus?” kesal Gubernur saat hari kedua kunjungan ke wilayah utara kepada manajemen PT KPC yang masih mendampingi.
Jalan itu menjadi satu-satunya akses yang menghubungkan Sangatta dan Bengalon (akses ke wilayah utara) dan jalur utama transportasi logistik masyarakat.
Jika jalur yang hanya tinggal sepotong itu juga putus kata Gubernur, maka semua akses Sanggata-Bengalon akan putus.
Bukan hanya masyarakat yang akan merugi karena logistik tak bisa dikirim, para pekerja juga tidak bisa melintas.
Akan banyak kerugian yang akan ditimbulkan dan sudah tentu memberi dampak sosial yang sangat merugikan.
Gubernur yakin jalan putus itu hanya tinggal menunggu waktu. Pasalnya, saat mereka berhenti di jalur itu saja, beberapa kendaraan pengangkut alat berat melintas.
Tonase besar kendaraan pengangkut batubara yang banyak melintas akan mempercepat kerusakan jalan.
“Coba bapak lihat yang lewat ini. Eksavatornya saja sudah 21 ton, belum yang mengangkut. Jalan yang dilewati hanya sepotong. Apa tidak cepat putus Pak?” tanya Gubernur Harum lagi.
Karena itu, Gubernur ingatkan agar PT KPC melakukan koordinasi yang lebih serius lagi dengan jajaran Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur untuk segera memperbaiki.
Pasalnya jalur itu merupakan jalan nasional (APBN) dan rusak karena aktivitas KPC.
“Kalau dalam waktu dekat tidak ada tindak lanjutnya, maka kami minta kegiatan tambang PT KPC kita hentikan. Sampai jalannya dibenahi,” tegas Gubernur.
Gubernur juga minta Anggota DPRD Kaltim Daerah Pemilihan Berau Kutai Timur dan Bontang agar terus menyuarakan soal jalan ini di DPRD Kaltim.
Instruksi Gubernur bahwa upaya perbaikan harus dilakukan dalam waktu singkat.
“Segera selesaikan. Ambil langkah preventif. Jangan lama-lama,” tutup Gubernur.
Laporan yang diterima Gubernur, proses tukar guling antara KPC dan BBPJN belum selesai, sehingga belum ada pekerjaan jalan yang dilaksanakan.
GM ESD PT KPC Wawan Setiawan mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan BBPJN untuk penanganan jalur Sangatta-Bengalon ini.
“Memang ada ruas jalan yang masih perlu kami koordinasikan dengan BBPJN. Perbaikan sebelumnya sudah kami lakukan di beberapa titik,” kata Wawan Setiawan.
Kepala Dinas PUPR Pera Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda pun langsung menelpon Kepala BBPJN Kalimantan Timur untuk mendengar langsung keluhan Gubernur Harum.
“Saya setuju pengalihan jalan ini, tapi itu butuh waktu lama. Yang ada sekarang perlu segera diperbaiki,” tegasnya.
Kunjungan melihat jalan longsor di Kutim ini juga diikuti Anggota DPR RI Hj Sarifah Suraidah Harum, Anggota DPRD Kaltim Daerah Pemilihan Berau, Kutai Timur dan Bontang, Sekda Kaltim Sri Wahyuni, Wakil Bupati Kutim Mahyunadi dan pimpinan OPD Pemprov Kaltim. (*)









