Bali, SEKALTIM.CO – Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 tahun 2024. Forum tahunan bergengsi ini digelar pada 18-25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali dengan mengusung tema besar “Water for Shared Prosperity”.
WWF merupakan ajang multipihak untuk komunitas air dunia memaparkan misi, pandangan, dan pencapaian mereka. Forum ini menyediakan platform unik dimana para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan utama di sektor air dapat berkolaborasi untuk membuat kemajuan jangka panjang dalam mengatasi tantangan air global.
Tahun ini, WWF dihadiri oleh peserta dari kurang lebih 30 negara yang berasal dari berbagai latar belakang seperti politik, lembaga multilateral, akademisi, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Selama bertahun-tahun, jumlah partisipan dalam forum ini terus meningkat dari ratusan hingga puluhan ribu orang.
Salah satu pembicara dalam agenda WWF 2024 di Bali adalah Wali Kota Samarinda, Andi Harun. Wali Kota Samarinda menjadi wakil satu-satunya dari Indonesia yang tampil sebagai pembicara pada sesi “Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen untuk Membangun Ketahanan dan Hak Masyarakat”.
Dalam sesi tersebut yang digelar pada Kamis 23 Mei 2024, Andi Harun memaparkan strategi mitigasi banjir yang dilakukan Pemerintah Kota Samarinda. Di antaranya adalah penyusunan peta analisis bencana, normalisasi sungai, pembangunan kolam retensi, drainase modern, pemasangan pintu air, penegakan hukum, kerjasama dengan pemerintah pusat/provinsi, hingga pemasangan sistem peringatan dini.
“Yang dilakukan Pemerintah Kota Samarinda dalam penanganan banjir adalah penyusunan analisis peta bencana untuk pengambilan kebijakan, normalisasi sungai, pembangunan kolam retensi berkapasitas 100.000 m3, pembangunan drainase terpadu dan modern, pemasangan pintu air di Sungai Karang Mumus, penegakan hukum, kerjasama dengan pemerintah pusat dan provinsi, pemasangan EWS (Early Warning System) dan AWLR (Automatic Water Level Recorder) di 26 titik Sungai Karang Mumus, serta partisipasi masyarakat melalui pembersihan sungai termasuk Sekolah Sungai,” papar Andi Harun.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Samarinda itu juga menyampaikan 5 strategi untuk menjadikan kotanya sebagai kota berkelanjutan dan berketahanan iklim. Kelima strategi itu adalah mengkinikan visi pembangunan jangka panjang, menata sungai menjadi ruang terbuka berketahanan iklim, menyusun dokumen penanggulangan bencana, membentuk Kelompok Kerja Aksi Perubahan Iklim, serta berkomitmen pada regulasi dan kolaborasi multipihak.
“Meski menghadapi tantangan banjir terutama saat musim hujan, strategi penanganan yang kami lakukan antara lain membangun drainase, tanggul banjir, dan kolam retensi untuk mengurangi risiko banjir dan melindungi daerah rentan,” jelas Andi Harun dalam kesempatan itu.
Keberhasilan Andi Harun dalam menerapkan pendekatan partisipatif menanggulangi bencana serta menyediakan air bersih bagi warga Samarinda mendapat apresiasi dari peserta WWF. Selain Wali Kota Samarinda, pembicara lain pada sesi yang sama adalah Wali Kota Kumamoto Jepang Kazufumi Onishi, perwakilan UNCRD (United Nations Center for Regional Development) Taeko Yokota, serta dua pembicara terkait pengurangan risiko bencana.
Reputasi Indonesia di Kancah Internasional
Pembicara Andi Harun pada WWF 2024 menjadi kebanggaan sekaligus mencerminkan reputasi baik Indonesia di kancah internasional dalam penanganan isu-isu lingkungan dan air.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang rawan menghadapi dampak perubahan iklim, Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait pengelolaan sumber daya air seperti banjir, kekeringan, hingga akses air bersih dan sanitasi.
Sejalan dengan itu, penyelenggaraan WWF 2024 di Bali tentunya menjadi momentum berharga bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan dan berbagi praktik terbaik dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan kepada dunia internasional.
Tidak hanya itu, keikutsertaan aktif Indonesia dalam forum air dunia ini juga dinilai dapat menginspirasi negara lain sekaligus mempererat kerja sama untuk memastikan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi sumber daya air secara optimal.
Di akhir acara WWF 2024 di Bali akan mengeluarkan Deklarasi Bali sebagai panduan komitmen global dalam mengatasi berbagai permasalahan terkait sumber daya air di masa depan. Untuk itu, keberhasilan penyelenggaraan forum ini menjadi kunci bagi kepemimpinan Indonesia di mata dunia dalam upaya mewujudkan pengelolaan air yang berkelanjutan. (*)