Instruksi Presiden Prabowo Bebaskan Kuota Impor dan Percepat Karantina untuk Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Nasional

Jakarta, Sekaltim.co – Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah tegas dalam menghadapi ketegangan perang dagang dengan Amerika Serikat melalui serangkaian kebijakan perdagangan yang berani.
Dalam acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa 8 April 2025 disiarkan live di Youtube Sekretariat Presiden, Presiden menginstruksikan penghapusan kuota impor dan penyederhanaan proses karantina untuk meningkatkan daya saing produk lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Saya sudah kasih perintah untuk hilangkan kuota-kuota impor. Terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Siapa yang mampu, siapa yang mau impor, silakan, bebas. Tidak lagi kita tunjuk-tunjuk hanya ini yang boleh, itu tidak boleh,” tegas Prabowo dalam pertemuan yang dihadiri oleh Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Dewan Energi Nasional.
Instruksi tersebut secara khusus ditujukan kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Budi Santoso.
Presiden menekankan bahwa keputusan ini dibuat demi kepentingan semua pihak dan bagian dari strategi untuk merampingkan birokrasi serta memberikan dukungan kepada pelaku usaha.
Presiden juga menginginkan adanya pelonggaran aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar daya saing produk lokal tidak tertekan di tengah persaingan global. Menurutnya, kebijakan tersebut harus realistis dan menyesuaikan dengan kondisi pasar internasional.
Selain penghapusan kuota impor, pemerintah juga akan menghilangkan persyaratan pertimbangan teknis impor yang selama ini dianggap memperlambat proses bisnis.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi perdagangan dan menarik lebih banyak investasi ke Indonesia.
“Para pengusaha itu menciptakan lapangan kerja. Pengusaha itu adalah pelaku yang di depan. Oke, dia boleh cari untung, enggak ada masalah. Tapi kita juga minta para pengusaha bayar pajak yang benar,” lanjut Prabowo.
Sebagai contoh konkret dari kebijakan baru ini, Presiden Prabowo menyebutkan impor daging yang akan dibuka secara luas. “Siapa saja boleh impor. Mau impor apa, silahkan buka saja. Rakyat kita juga pandai kok, iya kan. Bikin kuota-kuota, abis itu perusahaan A, B, C, D yang hanya ditunjuk. Hanya dia boleh impor, enak saja,” jelasnya.
Tak hanya itu, Presiden juga memberikan instruksi untuk mempercepat proses karantina barang impor yang selama ini dianggap terlalu lama dan menghambat kelancaran distribusi.
“Karantina juga enggak usah lama-lama, buka aja cepet,” tegasnya.
Rangkaian kebijakan perdagangan baru ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan Indonesia menghadapi perang dagang global.
Dengan menghapus pembatasan perdagangan dan menyederhanakan proses birokrasi, pemerintahan Prabowo berharap dapat menciptakan iklim usaha yang lebih kompetitif dan memperkuat posisi Indonesia di kancah perdagangan internasional. (*)