Empat Korban Longsor di Lempake Samarinda Utara Ditemukan

Samarinda, Sekaltim.co – Tim gabungan SAR menemukan seluruh korban tanah longsor yang terjadi di Jalan Belimau, RT 22, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Pencarian telah berlangsung selama dua hari dan pada Selasa 13 Mei 2025, dua korban terakhir ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Dua korban yang ditemukan itu adalah Nurul Sakira (17) ditemukan sekitar pukul 10.50 WITA, disusul adiknya Safitri (14) sepuluh menit kemudian.
Safitri, seorang pelajar yang tinggal di Jalan Giri Rejo Belimau Gang Bulutangkis RT 22, adalah korban terakhir yang ditemukan dalam tragedi longsor yang merenggut nyawa satu keluarga ini.
Jenazah kedua korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda menggunakan mobil ambulans Palang Merah Indonesia (PMI).
Penemuan ini sekaligus menandai berakhirnya operasi pencarian korban longsor yang telah berlangsung sejak bencana terjadi pada Selasa 12 Mei 2025, pukul 06.00 WITA lalu.
Sehari sebelumnya, tim SAR telah menemukan dua korban lainnya, yakni Hamdana (50) dan Nasrul (25). Hamdana, ibu dari tiga korban lainnya, ditemukan sekitar pukul 15.10 WITA, sementara Nasrul ditemukan pukul 16.50 WITA pada hari yang sama.
“Pencarian korban ketiga dan keempat sempat terkendala oleh minimnya penerangan pada malam hari,” ungkap Koordinator Tim SAR Samarinda, Mardi Sianturi.
Medan yang berat dan tanah labil akibat hujan juga turut mempersulit proses evakuasi.
Operasi penyelamatan ini melibatkan tim gabungan dari berbagai instansi seperti Polsek Sungai Pinang, Basarnas, BPBD Kota Samarinda, Dinas PUPR, Satuan Brimob Polda Kalimantan Timur, PMI, TNI, serta dukungan relawan dan warga setempat.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, turut hadir menyaksikan proses evakuasi korban dan menyampaikan belasungkawa. Andi Harun juga meminta agar seluruh pihak memberikan support kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Hari ini telah ditemukan semua korban dan saat ini dibawa ke rumah sakit umum untuk penanganan sesuai prosedur. Bagi keluarga korban, yang paling utama selain santunan adalah bagaimana kita semua memberi support dan kekuatan,” ujarnya.
Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Hanya satu anak dan ayahnya yang selamat dari musibah longsor ini, sementara ibu dan tiga saudaranya tidak terselamatkan.
Rumah yang ditinggali keluarga tersebut berada tepat di bawah tebing dan para korban tengah tertidur saat longsor terjadi. (*)