NUSANTARAPERKARA

Penjarahan Minimarket di Sibolga Akibat Krisis Pangan Melanda Warga Terdampak Musibah Banjir dan Longsor

Sekaltim.co – Penjarahan minimarket di Sibolga Sumatera Utara (Sumut) dan terjadi di sejumlah wilayah terdampak banjir bandang Sumatera, belakangan viral di media sosial.

Warga yang jadi korban bencana terpaksa melakukan penjarahan minimarket termasuk di Sibolga karena kekurangan stok makanan dan terlambatnya distribusi logistik di hari-hari awal pascabencana.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, menyebut faktor geografis dan keterisolasian wilayah terdampak membuat distribusi bantuan jadi super sulit dilakukan. Banyak akses yang terputus dan menghambat dropping logistik. Kondisi ini memicu warga mengalami krisis pangan, hingga nekat menjarah pertokoan.

“Tadi masalah penjarahan, kebanyakan terekspos di Sibolga. Karena banyak daerah terisolir dan gak gampang untuk langsung melakukan dropping bantuan. Stok mungkin kurang, lapar, terus ada yang masuk ke pertokoan,” kata Tito di kantor Kemendagri, Senin 1 Desember 2025.

Tito mengingatkan, fenomena ini bukan hal baru di Indonesia. Saat gempa dan tsunami Palu pada 2018, aksi serupa juga terjadi ketika seluruh akses darat, laut, dan udara lumpuh. “Hari ketiga terjadi penjarahan karena semua akses tertutup. Laut kena tsunami, longsor di darat, dan towernya pecah,” katanya. Ia menegaskan, penjarahan dalam situasi korban bencana umumnya didorong rasa terdesak dan kembali terkendali setelah logistik tiba.

Di Sibolga, penjarahan menyasar setidaknya tujuh gerai minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. Lokasinya tersebar di Jalan Singamaraja, Jalan Suprapto, Jalan Imam Bonjol, Jalan Merpati, hingga Jalan Sibolga-Barus. Alfamidi di Jalan Singamaraja juga ikut jadi target.

Kasat Reskrim Polres Sibolga, AKP Rustam E Silaban, mengonfirmasi bahwa pihaknya mengamankan 16 orang pelaku penjarahan Sibolga pada Minggu 30 November 2025. Barang bukti berupa makanan ringan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga disita dari para pelaku. “Mereka terlibat dalam aksi penjarahan di beberapa minimarket,” ungkapnya.

Aksi ini disebut terjadi akibat terputusnya akses jalan utama dan keterlambatan bantuan. Pihak Indomaret mengakui kondisi lapangan yang sulit. “Akses jalan untuk distribusi masih tertutup material bencana,” kata perwakilan perusahaan.

Beberapa pelaku mengaku terpaksa menjarah karena kelaparan. Dalam video permintaan maaf, seorang warga mengungkap kesulitannya. “Saya tidak ada niat, cuma keterbatasan makanan, tidak ada uang, tidak ada bantuan sama sekali,” ujarnya.

Polda Sumut menegaskan penjarahan tidak terjadi di Gudang Bulog Sarudik, seperti rumor yang beredar. “Tidak, tidak terjadi di Bulog,” kata AKBP Siti Rohani Tampubolon.

Sebelumnya aksi penjarahan dilaporkan terjadi Sabtu 29 November 2025 di berbagai titik, menyasar sejumlah gerai minimarket yang menjadi target utama warga yang mengalami kepanikan. Kondisi semakin diperparah dengan gelap gulita di seluruh kawasan, membuat situasi mencekam dan rawan kriminalitas. Banyak warga memilih berjaga sepanjang malam untuk mengamankan rumah dan keluarga.

Akibat penjarahan minimarket di Sibolga ini, polisi kini memperketat pengamanan di lokasi strategis agar kejadian serupa tidak terulang. Warga berharap bantuan cepat datang, situasi stabil, dan tak ada lagi aksi ekstrem demi bertahan hidup. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button