Samarinda, Sekaltim.co – Peristiwa tidak biasa terjadi di RSUD AW Syahranie Samarinda pada Rabu 25 Desember 2024, ketika tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Samarinda harus turun tangan membantu seorang pasien yang mengalami kesulitan melepaskan ring dari organ vitalnya.
Berdasarkan keterangan tertulis Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Samarinda, tim Damkar menerima laporan dari pihak RSUD AW Syahranie pada pukul 04.00 WITA dini hari.
Laporan tersebut menyebutkan adanya pasien Unit Gawat Darurat (UGD) yang membutuhkan bantuan khusus untuk melepaskan ring yang terpasang di organ vital.
“Tim Damkar Samarinda pukul 04.00 Wita Dinihari menerima laporan dari RSUD AW Syahranie bahwa ada pasien UGD yang mengalami kejadian langka yaitu meminta melepaskan ring di alat vital pasien laki-laki,” demikian keterangan tertulis Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Samarinda.
Setelah menerima laporan, tim Damkar segera bergerak menuju rumah sakit. Setiba di lokasi, tim melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa ring tersebut memiliki ketebalan yang cukup signifikan.
Proses pelepasan ring membutuhkan waktu lebih dari dua jam karena tingkat kesulitan dan kehati-hatian yang diperlukan dalam prosedur tersebut.
“Ukuran ring sangat tebal sehingga proses pemotongan ring tersebut memakan waktu lebih dari 2 jam,” demikian Tim Damkar menerangkan.
Kejadian ini mengundang berbagai reaksi dari warganet di media sosial. Beberapa netizen memberikan komentar beragam, mulai dari yang bernada humor hingga keprihatinan.
Akun susissanti berkomentar, “Ada ada aja heh.” Sementara akun Siti Mardiah menyarankan agar pasien juga mendapat penanganan psikologis, “Ya Allah… baiknya si pasien di rujuk ke psikiater jua eh…”
Peristiwa ini menambah daftar penyelamatan unik yang ditangani oleh Tim Damkar Samarinda, yang tidak hanya menangani kebakaran tetapi juga berbagai kasus darurat lainnya yang membutuhkan keahlian khusus dalam penanganan.
Pihak rumah sakit dan Damkar tidak merilis identitas pasien demi menjaga privasi yang bersangkutan.
Kasus ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kehati-hatian dan pertimbangan risiko dalam setiap tindakan. (*)