Menteri Tito Ungkap Prestasi Ekonomi Indonesia di Rapat Pengendalian Inflasi Nasional

Sekaltim.co – Kementerian Dalam Negeri menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Nasional secara virtual pada minggu keempat tahun 2025.
Rapat yang diikuti seluruh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Indonesia ini menghadirkan analisis mendalam tentang kinerja ekonomi nasional yang memperlihatkan capaian signifikan di kancah global.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan pencapaian gemilang Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data triwulan IV tahun 2024, Indonesia berhasil menduduki peringkat 41 dari 188 negara dengan pertumbuhan ekonomi year-on-year (y-o-y) sebesar 5,02 persen.
Prestasi ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia di kancah internasional, dengan capaian spektakuler di tingkat G20 dan ASEAN.
“Di antara negara G20, Indonesia menempati peringkat ketiga dari 24 negara, sementara di kawasan ASEAN, kita berada di peringkat lima dari 11 negara,” papar Tito Karnavian dalam sambutannya.
Pencapaian ini menunjukkan ketangguhan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang kompleks.
Lebih lanjut, kinerja inflasi Indonesia juga patut mendapat apresiasi.
Pada Februari 2025, Indonesia tercatat berada di peringkat ke-13 dari 186 negara dengan angka inflasi sebesar -0,09 persen (y-o-y).
Menariknya, deflasi yang terjadi bukan disebabkan oleh penurunan inflasi secara langsung, melainkan oleh daya beli masyarakat yang tetap kuat dan pasokan barang yang mencukupi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, merinci dinamika harga di tingkat nasional. Dalam laporannya, tercatat kenaikan harga komoditas di sejumlah wilayah.
Misalnya, cabai rawit mengalami kenaikan 20,32 persen di 63,33 persen wilayah Indonesia, sementara bawang merah naik 13,93 persen di 72,50 persen wilayah.
“Harga bawang merah naik 13,93 persen di 72,50 persen wilayah Indonesia, cabai rawit naik 20,32 persen di 63,33 persen wilayah, daging ayam ras naik 0,98 persen di 49,44 persen wilayah, minyak goreng naik 0,02 persen di 41,94 persen wilayah, cabai merah naik 0,14 persen di 39,44 persen wilayah, serta gula pasir naik 0,87 persen di 36,39 persen wilayah,” ungkapnya.
Faktor eksternal seperti curah hujan tinggi dan serangan hama turut memengaruhi fluktuasi harga. Pemerintah melalui subsidi di sektor listrik juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomi. (*)