PERKARA

Ikan Mati Massal di Perairan Santan Ilir Kukar, Nelayan Resah dan Mencari Kejelasan

Bontang, Sekaltim.co – Perairan Santan Ilir Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) gempar karena terjadi fenomena ikan mati massal yang mencemaskan masyarakat setempat.

Video viral ikan mati massal diunggah oleh akun Nina Iskandar. Video itu memperlihatkan ribuan ikan mengapung mati, memicu keprihatinan nelayan yang menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan laut.

Dalam unggahan tersebut, terlihat ikan mati tersangkut di jaring nelayan (belat), menambah kepanikan warga pesisir. “Video hari ini, nelayan temukan lagi ikan mati… Makan apa lagi sudah nelayan ini?” tulis Nina, Jumat 22 Maret 2025.

Warganet beberapa memperkirakan kejadian ini terkait dengan aktivitas industri di sekitar wilayah tersebut. “Bangun pabriknya di Bontang, nelayan yang sengsara warga Santan Ilir,” lanjut Nina dalam unggahannya.

Menanggapi peristiwa ini, Anggota DPRD Bontang, Muhammad Sahib, menegaskan akan mengawal kasus ini dengan serius. Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang segera melakukan investigasi transparan untuk memastikan penyebab pasti kematian ikan.

“Kami dari Komisi C DPRD Bontang akan memanggil semua pihak terkait dan menjalankan fungsi pengawasan,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa wilayah terdampak merupakan sumber mata pencaharian utama nelayan, sehingga kasus ini tidak bisa diabaikan.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, mengimbau masyarakat untuk tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab pencemaran sebelum ada hasil investigasi resmi. “Kita harus menunggu hasil pemantauan di lapangan sebelum membuat kesimpulan,” ujarnya, Senin 24 Maret 2025.

DLH Bontang telah menerima laporan warga dan mulai melakukan investigasi sejak 20 Maret 2025. Jika terbukti ada kelalaian industri dalam pengelolaan limbah, perusahaan terkait wajib bertanggung jawab dan memberikan kompensasi kepada nelayan terdampak. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button