Surabaya, Sekaltim.co – Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya persatuan dan menolak taktik politik pecah belah dalam pidatonya pada Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Senin 10 Februari 2025.
Presiden Prabowo secara terbuka mengakui belajar banyak tentang politik dari pendahulunya, Joko Widodo.
Karena itu, dirinya menekankan sikap saling menghormati pasca-kekuasaan.
“Saya belajar dari Pak Jokowi. Enggak usah malu-malu. Kadang-kadang orang sudah nggak berkuasa mau dijelek-jelekin, jangan. Kita hormati semua,” tegasnya.
Prabowo mengkritik strategi devide et impera yang menurutnya telah berlangsung ratusan tahun untuk memecah belah umat dan bangsa Indonesia.
Dia menyatakan bahwa pihak yang menggunakan taktik tersebut adalah mereka yang tidak menyukai Indonesia. (*)
