Kaltim Bakal Wujudkan Transformasi Manual ke Digital untuk Pembinaan Atlet
Samarinda, Sekaltim.co – Kalimantan Timur (Kaltim) akan menjadi provinsi di luar Pulau Jawa yang memiliki laboratorium olahraga modern.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kaltim, Agus Hari Kesuma, mengungkapkan bahwa fasilitas ini akan mengadopsi sistem digital terintegrasi dan lebih modern.
“Kita nanti akan memberlakukan laboratorium olahraga di pusatnya selain di Jawa, nanti di Kalimantan Timur. Klinik olahraga akan ditempatkan di Dispora karena memang pengampunya Dispora,” jelas Agus dalam wawancara belum lama ini di kantornya.
Menurut Agus, laboratorium atau klinik olahraga ini akan menandai perubahan signifikan dalam sistem pengukuran potensi atlet, dari manual ke digital.
Sifat dari sarana penunjang atlet ini nantinya seperti yang telah diterapkan di negara-negara maju seperti Korea.
Menurutnya, Kaltim akan bertransformasi dari manual menjadi digital melalui klinik dan laboratorium olahraga. Mirip seperti di Korea, sebelum mulai latihan, atlet harus melalui pemeriksaan di klinik untuk mengetahui kapasitas fisiknya.
“Jadi itu, kan manual. Nanti kita akan bertransformasi manual menjadi digital. Transformasi itu yang melalui klinik itu laboratorium olahraga. Sama kaya di Korea lah, begitu mau ngelatih di Korea itu masuk dulu. Kira-kira kalau di genjot fisiknya sekian persen, tahan tidak orangnya. Itu di klinik,” papar Agus.
Perubahan sistem ini juga ditandai adanya IPO (Indeks Pembangunan Olahraga). IPO merupakan instrumen pengukuran komprehensif yang menggabungkan berbagai indikator untuk mengevaluasi keberhasilan pembangunan keolahragaan di Indonesia.
Sistem baru ini akan memungkinkan identifikasi bakat yang lebih akurat sejak usia dini. “SDI atau sekarang IPO ini diatur dari usia dini, mencakup pembibitan dan akademi yang ada di Kalimantan Timur,” ungkap Agus. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa terkadang muncul atlet potensial tanpa melalui proses pembibitan formal.
Laboratorium olahraga ini akan dilengkapi dengan peralatan modern untuk mengukur berbagai aspek fisik dan kemampuan atlet. Dengan fasilitas ini, kita bisa menentukan dengan lebih akurat potensi setiap atlet muda, termasuk cabang olahraga yang paling sesuai dengan karakteristik mereka.
Penggunaan teknologi digital dalam laboratorium olahraga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi program pembinaan atlet. Sistem IPO yang terintegrasi akan membantu dalam penyusunan program kegiatan yang lebih efektif dan terukur.
Dengan pembangunan laboratorium olahraga ini, Kaltim membuktikan komitmennya dalam memajukan prestasi olahraga daerah melalui pendekatan berbasis teknologi. Fasilitas ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan serupa di provinsi lain di luar Pulau Jawa. (Adv/DisporaKaltim)